Jateng

1.648 Pelanggaran Terekam ETLE di Kabupaten Sragen

inilahjateng.com (Sragen) – Sebanyak 1.648 pelanggaran terekam tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) selama Operasi Patuh Candi di Kabupaten Sragen.

Dari jumlah pelanggaran tersebut, tidak menggunakan helm saat berkendara menjadi pelanggaran terbanyak.

Selain itu berkendara lebih dari dua orang, kelebihan muatan hingga berkendara lawan arah.

Kasatlantas Polres Sragen, AKP I Putu Asti Hermawan mengatakan pelanggaran itu terhitung sejak 15 Juli hingga 28 Juli 2024 lalu.

“Selama operasi patuh candi ada 1.648 penindakan melalui E-TLE. Jenis pelanggaran yang kasat mata seperti tidak menggunakan helm, berkendara lebih dari 2 orang, over load over dimensi, berkendara lawan arah,” kata AKP I Putu, Selasa (30/7/2024).

Selain jumlah pelanggaran pihaknya juga mencatat ada 39 kejadian laka lantas.

Baca Juga  Pesantren Sehat, Santri Hebat: Forum Transformasi Pendidikan dan Kesehatan Digelar di Giri Secang

Dengan 48 korban, dua orang diantaranya meninggal dunia dan 46 luka ringan.

AKP I Putu mengatakan dalam operasi patuh candi memang dikedepankan tertib berlalu lintas dapat terealisasi.

Ia mengatakan untuk penilangan selama operasi minim dilakukan.

“Penilangan kita minim di lapangan karena kebijakan dari tingkat pusat. Kita maksimalkan ETLE pada penindakan, di luar itu kita melaksanakan peneguran secara humanis. Dampak yang kita harapkan adalah minimnya atau menurunnya tingka fatalitas,” kata dia.

Kasat lantas mengatakan laka lantas di Kabupaten Sragen dapat ditekan hampir setengahnya setelah dibandingkan sebelum operasi patuh dimulai.

“Laka lantas dapat ditekan setengahnya dibandingkan operasi patuh dimulai, mungkin dari minggu sebelumnya itu sampai 60 pada saat operasi dapat menurun sampai dengan tengahnya 39 kalau nggak salah,” kata dia.

Baca Juga  Jenazah Korban Bunuh Diri dari Jembatan Jurug Solo Ditemukan

Setelah operasi candi ini, pihaknya berharap masyarakat dapat tertib berlalu lintas, selain itu meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam menggunakan jalur akses sebagai mobilitas utama.

“Kami berharap bisa menekan fatalitas laka dengan mengoptimalkan kesiap segeraan petugas-petugas kami di lapangan. Berikut juga informasi peran aktif dari masyarakat dalam menginformasikan setiap peristiwa lalu lintas di jalan,” tandasnya. (MPM)

Back to top button