2000 Ibu Nyai Pesantren Nyatakan Netral Dalam Pilpres 2024

inilahjateng.com (Kendal) – Jam’iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Mubalighoh (JPPPM) menyatakan sikap netralnya dalam Pemilihan Presiden 2024.Â
Hal tersebut disampaikan petisi yang dibacakan dan ditandatangani ribuan Ibu Nyai saat Harlah ke 8 JPPPM di Pondok Pesantren Darul Amanah kecamatan Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, Minggu (10/12/2023)Â
Ketua Umum Jam’iyyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Muballighoh (JPPPM), Nyai Hj. Hanik Maftuhah mengatakan JPPPM akan bersikap netral dan mendukung pasangan Capres-Cawapres pada Pemilu 2024 mendatang.Â
“JPPPM dengan tegas akan bersikap netral dalam Pemilu 2024. Kami tidak akan mendukung pasangan Capres-Cawapres manapun dan parpol manapun. Dan ini sudah kami tuangkan dalam petisi yang tadi kami bacakan,” kata Ketua Umum, Nyai Hj. Hanik Maftuhah.
5 Poin penting yang ada dalam petisi yakni JPPPM tidak mendukung atau mengarahkan pasangan Capres-Cawapres, mengajak peran serta masyarakat dalam mensukseskan Pemilu Damai, menolak dan mengecam politik kekerasan, identitas dan agama, meneguhkan diri dan menjadi jam’iyyah yang fokus pada pemberdayaan perempuan pengasuh pondok pesantren dan yang terakhir yakni mengajak seluruh masyarakat Indonesia menjadi pemilih yang cerdas.Â
“Poin-poin pentingnya ada 5 tentang sikap JPPPM dalam Pemilu 2024. Kami jelas-jelas juga menolak politik identitas, agama dan kekerasan,” jelasnya.
Nanik menerangkan agar masyarakat tidak apatis dan tidak boleh golput dalam Pemilu 2024 karena akan mengancam keberlanjutan politik berintegritas bangsa Indonesia.
“Masyarakat harus berpartisipasi dalam mensukseskan pemilu mendatang, tidak boleh apatis dan tidak boleh golput. Kalau kita golput tentunya akan mengancam keberlanjutan politik berintegritas bangsa Indonesia,” terangnya.Â
Nanik menegaskan di tubuh organisasi JPPPM tentunya juga banyak yang ikut partai politik namun JPPPM tidak akan terpecah hanya gara-gara Pemilu.Â
“Anggota di JPPPM itu ada yang ikut partai politik tapi kami tidak akan terpecah belah hanya gara-gara politik. Jangan sampai perbedaan pilihan akan membuat kita terpecah belah,” tegasnya.
Sementara itu, pimpinan pengasuh ponpes Darul Amanah, Gus Muhammad Fatwa mengapresiasi petisi pemilu damai yang ditandatangani oleh 2000 Ibu Nyai dari seluruh Indonesia, dan Ibu Nyai dari pesantren luar negeri, seperti dari Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Aljazair, Arab Saudi, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.Â
“Kami mendukung penuh petisi pemilu damai ini yang ditanda tangani 2000 Ibu Nyai. Karena bisa menjadi sebuah ikhtiar pemilih dalam menciptakan situasi yang aman dan damai. Selain itu, karena kami juga di pondok pesantren selalu mengajarkan kepada santri agar bisa menjadi patron dan garda terdepan dalam menjaga demokratisasi di Indonesia, jadi kami juga memang memberi pendidikan politik dan demokrasi kepada santri,” kata Gus Fatwa.Â
Sementara Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki mengatakan sangat mendukung penyelenggaraan Harlah ke 8 JPPPM dimana peran serta Ibu Nyai Pengasuh Pondok Pesantren sangat diperlukan dalam membangun ukhuwah kebangsaan.Â
“Kami mendukung sekali dengan penyelenggaraan Harlah ke 8 JPPPM karena peran serta Ibu Nyai ini sangat diperlukan dalam membangun ukhuwah kebangsaan,” kata Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki.Â
Wamenag berpesan agar dalam pelaksaan Pemilu 2024, JPPPM bisa membantu untuk mensukseskan Pemilu 2024 agar berjalan aman, damai dan lancar.Â
Selain itu, JPPPM juga diharapkan tidak masuk dalam politisasi agama dan identitas.Â
“Saya berharap agar JPPPM tidak terjebak dalam politisasi agama dan identitas,” pungkasnya. (REN)