
inilahjateng.com (Semarang) – Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebut angka stunting di Kota Semarang per bulan Agustus turun menjadi 1022 kasus.
Bahkan penurunannya disebut cukup cepat dibanding pada tiga bulan lalu yakni pada Juni yang angkanya terbilang stagnan yakni 1270 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan penurunan angka stunting tersebut dibarengi dengan status zero stunting di 22 kelurahan di Kota Semarang.
“Data cut off hingga Agustus ini hasilnya sudah 1022. Bahkan 22 Kelurahan sudah dinyatakan zero kasus,” kata Hakam, Senin (18/9/2023).
Hakam menyebut beberapa kelurahan yang sudah lulus stunting penurunannya hampir 170 an kasus per kelurahan.
Hakam menjelaskan untuk kasus stunting tertinggi sesuai presentase prevelansi berada di daerah Semarang Selatan dan Semarang Tengah. Namun jika secara akumulasi, angka stunting terbanyak berada di Semarang Utara.
“Kami berharap tren ini bisa terus menurun dengan beberapa skema intervensi yang dilakukan yakni pemberian pemberian makanan tambahan (PMT) dengan 2 jenis protein kepada balita stunting,” bebernya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku jika secara angka memang kasus stunting mengalami penurunan. Namun diakuinya, Pemkot masih memiliki pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan termasuk transparansi data stunting di Semarang.
“Penanganan stunting itu harus dari hulu ke hilir dan tidak hanya anak stunting tapi juga remaja putri, calon pengantin dan ibu hamil. Harapannya 2024 sudah zero stunting,” jelas Ita, sapaan akrabnya. (Ldy)