
inilahjateng.com (Demak) – Banjir yang berlangsung sejak Senin (5/2/2024) di Demak semakin meluas hingga sampai separuh kecamatan yang ada di Kabupaten Demak.
Menurut data hasil assesment data sementara BPBD Demak, terdapat 63.465 jiwa yang terdapak per Kamis (8/2/2024) malam.
Terdapat tujuh kecamatan dari 14 Kecamatan di Kota Wali tersebut, yang terkena banjir, yakni Kecamatan Karangawen, Kebonagung, Wonosalam, Karangtengah, Gajah, Dempet dan Karanganyar.
Sebab kejadian sendiri menurut Kepala BPBD Demak, Agus Nugroho Luhur Pambudi, adalah karena hujan deras di wilayah hulu yang menyebabkan 7 tanggul jebol.
“Tanggul – tanggul tersebut antara lain, tanggul kanan dan kiri desa Rejosari, Karangawen. Tanggul kanan sungai cabean, tanggul kanan sungai Tuntang di Desa Pilangwetan, tanggul kanan desa Kalianyar Wonosalam. Lalu tanggul Jaratun di Gajah, kemudian tanggul Luwuk, Sidorejo dan tanggul Sungai Wulan lambung kiri,” terangnya.
Banjir tersebut berdampak ke 30 desa, dengan 16.389 KK (63.465 jiwa), menyebabkan 8.170 jiwa mengungsi serta kurang lebih 951 ha tanah pertanian terancam gagal panen karena terendam air. Masyarakat pun mengungsi di Balai Desa, musola, pondok pesantren.
Hingga menjelang tengah malam, evakuasi warga ke tempat pengungsian hingga Kamis (8/2/2024) pukul 23.13 wib masih dilaksanakan dengan bantuan tim SAR dari Jepara, Solo dan Semarang.
“Evakuasi masih berlangsung malam ini terutama di Kecamatan Karanganyar. Semula warga memang banyak yang enggan dievakuasi karena merasa rumahnya tinggi, tapi karena debit air sampai 200 meter dan semakin malam gak surut – surut sekarang minta dievakuasi,” ucap Masdi, Tim Sar BPBD.
Kepala Dinas Sosial Demak, Agus Herawan, menyampaikan, gabungan tim sar sedang berupaya menuntaskan evakuasi dengan menerjunkan 30 perahu karet.
“Hingga malam ini, kami masih melakukan evakuasi dan distribusi logistik di tempat pengungsian. Beberapa memang ada kendala baik saat evakuasi maupun pengiriman logistik namun kami tak berhenti untuk melakukan yang terbaik,” ucapnya.
Sebagai informasi banjir kali ini merupakan banjir lima tahunan terbesar. Selain menerjang puluhan ribu rumah, banjir juga membuat lumpuh beberapa ruas jalan, salah satunya adalah jalan Kudus – Jepara. (Hrw)