NasionalJateng

BBPOM Tarik Makanan Latiao dari Jateng

inilahjateng.com (Semarang) – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) mengambil langkah tegas dengan menarik peredaran makanan impor Latiao dari China.

Langkah ini diambil setelah ditemukan kasus keracunan yang diduga terkait konsumsi produk tersebut di wilayah Jawa Tengah.

Kepala BBPOM Semarang, Lintang Purba Jaya, menjelaskan bahwa penarikan produk Latiao dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan terhadap keamanan pangan.

“Ini kita memeriksa hampir 45 sarana di Jateng produk Latio, dan sudah kita tarik 819 pcs Latiao yang beredar di Jateng. Sudah kita tarik dari distributor importir dan kita musnahkan,” katanya pada Selasa (17/12/2024).

Produk Latiao awalnya lolos uji dan dinyatakan memenuhi syarat. Namun, setelah beredar di pasaran, muncul permasalahan yang mengarah pada kasus keracunan.

Baca Juga  Tim PkM USM Beri Penyuluhan Hukum ke Warga Penggaron Lor

Lintang menduga hal ini terjadi karena perubahan kualitas produk selama penyimpanan atau proses produksi di negara asalnya.

“Mungkin dari penyimpanan dan produksi sana berubah, setelah dari peredaran memang ada beberapa menimbulkan permasalahan termasuk kasus keracunan. Di wilayahnya kita (Jateng) di Wonosobo kemudian kota lainnya. Ini kita lakukan pembersihan dan penarikan pemantauan pasar terkait temuan tadi,” jelasnya.

Kasus keracunan yang terdeteksi di Wonosobo terjadi pada September hingga Oktober 2024. BBPOM pun segera mengambil tindakan dengan melakukan pengujian dan pengambilan sampel di berbagai lokasi.

“Dan memang ada yang sesuai standar dan tidak sesuai. Dari BPOM langsung melakukan penarikan. Semua makanan bentuk Latiao dari China kita tarik. Temuan di Jateng cuma Wonosobo. Kemudian di Lampung,” tambahnya.

Baca Juga  Tidak Memenuhi Kuota, Pemkot Semarang Berpotensi Buka Pendaftaran SD Gelombang Kedua

Penarikan makanan impor ini menegaskan komitmen BBPOM dalam melindungi masyarakat dari produk pangan yang berpotensi membahayakan kesehatan.

Selain di Jateng, pengawasan serupa juga dilakukan di daerah lain untuk memastikan keamanan pangan di seluruh Indonesia. (BDN)

Back to top button