Guru Gunting Seragam Siswa di Sragen Mengaku Sudah Izin Orangtua

inilahjateng.com (Sragen) – Guru yang viral menggunting seragam siswanya mengaku sudah izin kepada orangtua siswa yang bersangkutan.
Anggrek Anggarayani (34), guru yang menggunting seragam siswamya merupakan guru Kesiswaan dan pengampu mata pelajaran Seni Budaya dan PPKN di SMP PGRI Sukodono, Kabupaten Sragen.
Sementara siswa yang digunting seragamnya ialah Iksan Dwi Junianto siswa kelas 9.
Iksan merupakan siswa pindahan sehingga seragam yang digunting berbeda dengan siswa lainnya.
Setelah video tersebut viral, baik itu Anggrek, Kepala SMP PGRI Sukodono, Sutardi dan orangtua Iksan telah duduk bersama dan mengklarifikasi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen, Selasa (22/4/2025).
“Sebelumnya saya minta maaf, atas kecerobohan, keteledoran, dan kelalaian saya. Seharusnya itu tidak saya unggah,” kata Anggrek kepada awak media.
Ia beralasan mendokumentasikan proses pengguntingan seragam Iksan atas permintaan orang tua, Iksan.
Video itu sebagai bukti bahwa memang benar sudah Ia potong.
Anggrek mengaku yang menyuruh memotong seragam Ihsan ialah ibu dari Iksan yakni, Darti Rahayu.
Sementara itu alasan Ia mengunggah video pemotongan itu hanya untuk memberitahu ke siswa-siswi bahwa pihaknya tegas menindak siswa yang tidak sesuai aturan.
“Seragam yang dicoret-coret nggak cuma nak Iksan, ada beberapa anak juga. Dan saat ini juga masih dalam penanganan guru BK,” kata dia.
Anggrek mengaku mengunggah video tersebut pada Sabtu, 19 April lalu di platform TikTok.
Sebelum mengunggah dirinya juga telah izin ke orangtua Iksan.
Lantas Ia diperintah oleh komite sekolah untuk menghapus.
Setelah dihapus, video tersebut justru viral hingga sekarang.
Sementara itu, pelanggaran yang dilakukan Iksan ialah mencoret-coret seragamnya dengan tulisan, baik itu di baju maupun celana.
Selain itu, seragam yang digunting tersebut ialah seragam lama sekolah Iksan, bukan dari seragam SMP PGRI Sukodono.
“Seragam tersebut seragam SMP lama, bukan dari seragam PGRI. Sedangkan ibunya sudah membelikan seragam SMP PGRI sejak 2 bulan sebelumnya.”
“Tapi, nak Iksan nggak mau memakai, karena merasa keren dengan seragam lama,” terang Anggrek.
Dengan alasan itulah orangtua Iksan meminta agar memotong seragam tersebut.
Anggrek mengatakan sudah berkali-kali memberitahu Iksan terkait masalah seragam.
Kepala SMP PGRI Sukodono, Sutardi mengatakan kejadian itu bukan di sengaja, langsung memotong, namun pihaknya sudah berkomunikasi jauh-jauh hari.
“Dan sekali lagi, tentu kami mewakili segenap seluruh jajaran pendidikan, kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini,” kata dia.
Sementara proses pengguntingan seragam itu pada Senin 17 Februari 2025 lalu.
Dilakukan pengguntingan agar seragam tersebut tidak dipakai kembali oleh Iksan. (MPM)