NasionalJateng

Afat, Siswa SIPSS Konghucu Didukung Ibadah

inilahjateng.com (Semarang) – Sebanyak 100 siswa Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) tengah menjalani pendidikan di Batalyon SIPSS, Komplek Akademi Kepolisian (Akpol), Kota Semarang.

Diantara mereka, terdapat satu siswa bernama Afat (24) yang beragama Konghucu, menjadikannya satu-satunya pemeluk agama tersebut dalam angkatan ini.

Lulusan S1 Pendidikan Agama Konghucu dari Sekolah Tinggi Agama Konghucu Indonesia (STIKIN) Purwokerto, Jawa Tengah itu, sebelumnya berprofesi sebagai Guru Agama Konghucu di SMPN 1 Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Ia juga aktif sebagai penyuluh agama non-PNS di daerah tersebut.

STIKIN Purwokerto sendiri merupakan perguruan tinggi keagamaan pertama di Indonesia yang fokus pada pendidikan agama Konghucu.

Keberadaannya bertujuan untuk mencetak tenaga pendidik agama Konghucu yang kompeten, sesuai dengan regulasi dalam PP Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Keagamaan.

“Saya mulai kuliah tahun 2021, jadi lulusan pertama dan tercepat angkatan pertama di STIKIN Purwokerto. Oleh Kementerian Agama, saat itu Sekjen Prof. Nizar Ali, saya mendapatkan percepatan studi 6 semester saat kuliah karena ketika itu ada kebutuhan mendesak Guru Agama Konghucu yang harus linear (dengan kuliahnya),” kata Afat saat ditemui di Batalyon SIPSS, Komplek Akpol, Minggu (9/3/2024).

Baca Juga  Motif Pelaku Pengeroyokan di bawah Jembatan

Dirinya juga mengakui, sebagian besar rekan-rekannya yang beragama Islam sedang menunaikan salat Tarawih di musala Batalyon SIPSS.

Lulus dari STIKIN bersama 25 orang lainnya, Afat memilih mengabdikan diri sebagai pendidik di Kepulauan Natuna.

Di sela-sela aktivitasnya sebagai guru dan penyuluh agama, ia juga aktif menulis untuk kanal website Pusat Bimbingan Pendidikan Konghucu Kementerian Agama RI.

Informasi pembukaan SIPSS yang membutuhkan lulusan dengan latar belakang pendidikannya membuat Afat tertarik mendaftar. Setelah melewati berbagai tahapan seleksi, mulai dari tingkat daerah hingga pusat, ia akhirnya berhasil lolos dalam SIPSS Gelombang I tahun 2025.

“Seleksi awalnya mulai November 2024 di Pusat Misi Internasional Tangerang, kemudian dilanjutkan rangkaian seleksi lainnya,” lanjutnya.

Baca Juga  Pelaku Perusakan Gedung dan Mobil Diduga ODGJ, Pemkot Solo Tanggung Perbaikan

Afat telah memeluk Konghucu sejak kecil, mengikuti ajaran yang dianut oleh keluarga besarnya.

Ia juga aktif di Majelis Agama Konghucu Indonesia (Makin) Depok dan beribadah di Kong Miao Genta Kebajikan Makin, Depok, Jawa Barat.

Sejak kecil, ia rutin mengikuti sekolah minggu serta menjalankan ibadah di berbagai tempat ibadah agama Konghucu, seperti Lithang, Kong Miao, dan Kelenteng.

Menurutnya, setiap tempat memiliki fungsi berbeda—Lithang sebagai ruang kesusilaan dan pembelajaran, Kong Miao untuk beribadah kepada Tuhan dan Nabi Khung Ce, sementara Kelenteng digunakan untuk penghormatan kepada Para Suci (Shen Ming).

Meskipun menjadi satu-satunya siswa SIPSS yang beragama Konghucu, Afat merasa tidak mengalami kendala dalam menjalankan ibadahnya selama pendidikan berlangsung.

“Pengasuh di sini, memberikan saya kesempatan seluas-luasnya untuk beribadah menurut keyakinan saya. Saya sendiri saat pendidikan dan pengasuhan ini, tetap bisa rutin berdoa, saya juga membawa kitab suci saya, Kitab Sishu atau kitab pokok untuk beribadah sebagai renungan refleksi ke dalam diri untuk mengaktualisasikan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari,” cerita Afat yang berulang tahun tiap 25 Oktober itu.

Baca Juga  786 Personel Bersiaga, Istighosah Kemanusiaan Aman dan Lancar

Afat menuturkan bahwa keinginannya bergabung dengan Polri didasari oleh keinginan untuk lebih banyak melayani masyarakat, bukan hanya dalam lingkup komunitas Konghucu.

Ia juga terinspirasi oleh rekannya, Michael Josua, yang sebelumnya telah diterima di Akpol dan kini bertugas sebagai anggota Polri. Selain itu, ada juga Dokter David dari SIPSS 2024, seorang pemeluk Konghucu yang kini berdinas di Brimob Polda Papua.

“Saya melihat Polri ini menjunjung tinggi pluralitas dan mengabdi kepada masyarakat. Ini sesuai dengan yang saya pelajari di Konghucu, mempunyai jiwa yang suka berbagi,” pungkasnya. (BDN)

Back to top button