
inilahjateng.com (Amerika Serikat) – Amerika Serikat menambahkan beberapa perusahaan teknologi Cina, termasuk raksasa game dan media sosial Tencent serta pembuat baterai CATL, ke dalam daftar bisnis yang dikatakannya bekerja sama dengan militer Cina pada Senin (6/1/2025) lalu.
Daftar tersebut berfungsi sebagai peringatan bagi perusahaan dan organisasi Amerika tentang risiko berbisnis dengan entitas Cina.
Meskipun pencantuman tersebut tidak berarti pelarangan langsung, hal itu dapat menambah tekanan pada Departemen Keuangan AS untuk memberikan sanksi kepada perusahaan tersebut.
Tencent dan CATL membantah keterlibatan dengan militer Cina, sementara Beijing mengatakan keputusan itu merupakan “penindasan yang tidak masuk akal terhadap perusahaan Cina.”
Daftar perusahaan militer Cina milik Departemen Pertahanan (DOD), yang secara resmi dikenal sebagai daftar Bagian 1260H, diperbarui setiap tahun dan sekarang telah mencakup 134 firma.
Ini adalah bagian dari pendekatan Washington untuk melawan apa yang dilihatnya sebagai upaya Beijing untuk meningkatkan kekuatan militernya dengan menggunakan teknologi dari perusahaan, universitas, dan program penelitian Tiongkok.
Menanggapi pengumuman terbaru tersebut, Tencent, yang merupakan pemilik aplikasi kirim pesan WeChat, mengatakan bahwa pencantuman aplikasi tersebut dalam daftar tersebut “jelas merupakan kesalahan.”
“Kami bukan perusahaan atau pemasok militer. Tidak seperti sanksi atau kontrol ekspor, pencatatan ini tidak berdampak pada bisnis kami,” kata juru bicara perusahaan Tencent.
CATL juga menyebut penunjukan itu sebagai kesalahan dan mengaku bahwa perusahaan mereka tidak terlibat dalam aktivitas terkait militer apa pun.
“Praktik AS tersebut melanggar prinsip persaingan pasar dan aturan ekonomi serta perdagangan internasional yang selalu didukungnya, serta merusak kepercayaan perusahaan asing dalam berinvestasi dan beroperasi di Amerika Serikat,” kata Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar Tiongkok di Washington dikutip dari BBC News.
Pentagon mendapat tekanan dari anggota parlemen AS untuk menambahkan beberapa firma, termasuk CATL, ke dalam daftar.
Tekanan ini muncul saat perusahaan besar mobil AS, Ford, mengatakan akan menginvestasikan 2 miliar dollar Amerika atau setara dengan 32 miliar rupiah untuk membangun pabrik baterai di Michigan.
Perusahaan itu mengatakan berencana untuk melisensikan teknologi dari CATL.
Masih belum ada tanggapan lebih lanjut dari Ford.
Sementara itu, Presiden terpilih Donald Trump, yang sebelumnya mengambil sikap keras terhadap Beijing, akan kembali ke Gedung Putih bulan ini.
Saham Tencent diperdagangkan sekitar 7% lebih rendah di Hong Kong pada hari Selasa (07/01/2025) sementara CATL turun sekitar 4%. (***)