Baznas Solo Lampaui Target Dana Zakat Infaq Baznas RI

inilahjateng.com (Solo) – Meski baru bulan ke-11, namun target perolehan dana zakat, infaq, dan sedekah Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Solo telah melampui target yang sudah ditetapkan oleh Baznas RI.
Menurut Muhammad Qoyim, Ketua Baznas Kota Solo, pada tahun 2024 ini, Baznas Surakarta diberikan amanah untuk target perolehan zakat, infaq, sedekah dan dskl sebesar Rp6.150.000.000.
Kemudian dari target tersebut Baznas Surakarta telah mengumpulkan dana dari Januari sampai Oktober sebesar Rp9.769.539.598.
“Jadi sudah melampaui dari target yang sudah ditetapkan oleh baznas pusat RI maupun baznas provinsi Jawa Tengah. Semua itu tidak lepas dari kerja sama semua pihak,” ucap Muhammad Qoyim, Selasa (19/11/2024).
Muhammad Qoyim menjelaskan, dari total penerimaan dana zakat dan infaq itu Baznas Solo telah menyalurkan atau mendistribusikan sejumlah Rp6.497.372.338.
Dari distribusi itu ada delapan golongan yang berhak menerima zakat itu terdiri dari fakir, miskin, fii sabililah, ibnu sabil, ghorim, riqob, muallaf, dan amil.
“Yang paling besar di angka fii sabililah sejumlah 2.974.347.057. Kemudian rangking kedua di miskin sejumlah 1.748. 455.516 baru kemudian di fakir 468.550.328,” jelasnya.
Sementara dari distribusi berdasarkan program itu, pihaknya memiliki lima program unggulan yaitu pendidikan, ekonomi produktif, kesehatan, advokasi dan dakwah, serta kemanusiaan.
Dimana untuk pendidikan Baznas Solo sudah mendistribusikan 246.626.196, ekonomi produktif 609.870.000, kesehatan 96.471.305, advokasi dan dakwah 4.082.966.432, dan kemanusiaan 1.461.438.405.
Wakil Ketua 1 Baznas Kota Solo, Bambang Mintosih mengaku semula sangat sulit meyakinkan para ASN-ASN yang berada di Kota Solo untuk mengeluarkan zakat dan infaqnya di Baznas.
Dimana awalnya dari 6.200 ASN muslim, yang sadar akan zakat dan infaq baru 29%.
“Kami terus melakukan sosialisasi dan meyakinkan pemerintah tentang pentingnya berzakat dan infaq,” ungkapnya.
Namun sayangnya dari beberapa kali sosialisasi yang dilakukan, masih dirasa sangat sulit meyakinkan para ASN. Karena mereka mengaku semua ASN sudah menyalurkan zakatnya sendiri.
“Lalu kami sampaikan bahwa ASN harus melalui baznas. Kemudian baru mulai ada pertumbuhan- pertumbuhan. Kami juga mendekati kawan pengusaha, bahkan kami ke hotel-hotel untuk menerima zakat fitrah. Alhamdulilah kesadaran akhirnya terbangun,” tandasnya. (DSV)