Hukum & Kriminal

Belasan Pot Bunga Dirusak, Disperkim Lapor Polisi

inilahjateng.com (Semarang) – Pengrusakan belasan pot bunga berukuran besar di sekitar Bundaran Kalibanteng oleh oknum mendapat perhatian langsung Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang.

Pengrusakan pot bunga hingga pecah tersebut diduga dilakukan pada Minggu (26/1/2025 malam.  Kondisi pot bunga tersebut sampai pecah berserakan di sekitar bundaran.

Sebanyak 17 pot besar di Jalan Siliwangi arah barat ataupun timur pecah. Ada pula yang terbalik karena sengaja dirusak oknum tidak bertanggungjawab.

“Kita lihat di CCTV milik Dishub di Taman Kalibanteng (Jalan Siliwangi) rusak karena sengaja dipukul orang. Totalnya ada 17 pot besar yang rusak,” kata Kepala Disperkim Kota Semarang, Yudi Wibowo saat dikonfirmasi, Senin (27/1/2025).

Baca Juga  Ditetapkan Tersangka, Bambang Raya Merasa Difitnah

Menurutnya, pengerusakan sengaja dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Ia mengatakan petugas Disperkim yang akan melakukan penyiraman langsung melapor kepada dirinya.

“Sayangnya pelakunya tidak terlihat, kami mendapat laporan dari petugas dan juga masyarakat kalau pot dalam keadaan rusak,” tuturnya.

Yudi mengaku telah meminta Polrestabes Semarang untuk melakukan penyelidikan.

Tujuannya agar bisa mengetahui oknum yang merusak pot bunga yang bertujuan untuk mempercantik kota.

“Kita lapor ke Polrestabes agar bisa diselidiki, untuk efek jera,” tegasnya.

Sementara kerugian yang dialami akibat pengrusakan pot bunga tersebut, Yudi menyebut cukup besar.

Satu pot besar harganya berkisar Rp 1,5 juta, artinya jika 17 pot yang mengalami kerusakan kerugian yang diterima sekitar Rp 25,5 juta.

Baca Juga  Pesan Solar Industri tak Dibayar, Direktur PT Tiga Pelopor Wiratama Divonis 1,5 Tahun Penjara

“Satunya Rp 1,5 juta, itu ada 17 yang rusak. Ini sudah kita bersihkan dan kita ganti dengan baru,” terangnya.

Selain pot, lanjut Yudi beberapa waktu lalu juga ada pencurian kabel di Taman Kalibanteng. Hal ini membuat lampu yang ada ditaman itu mati.

“Ada juga kran hilang, pompa imbasnya tidak bisa menyiram, bahkan airnya bocor,” tuturnya.

Yudi berharap, pengerusakan maupun  pencurian ini tidak terjadi lagi. Sehingga estetika kota bisa terjaga.

“Harapannya tentu nggak terjadi lagi, dan ini jadi kasus yang terakhir,” pungkasnya.  (LDY)

Back to top button