Bendungan Winong di Sragen Ambol, Petani di Tiga Desa Terancam

inilahjateng.com (Sragen) – Bendung Winong di Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen jebol. Akibatnya petani di tiga desa terancam tidak bisa mengolah sawahnya.
Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Kecamatan Gondang, Budi mengatakan jebolnya bendung tersebut pada Jumat (22/11/2024) sekira pukul 20.00 WIB.
Budi menjelaskan sebelum bendung tersebut jebol, beberapa tahun lalu badan sungai mengalami longsor.
Pihaknya telah mengusulkan untuk dibangun groundsill agar bendungan aman hingga 5 tahun. Namun belum juga dibangun hingga akhirnya ambrol.
“Kejadiannya sudah beberapa tahun yang lalu. Awalnya dari badan sungai longsor. Sejak awal sudah mengusulkan dibangun groundsill, tapi tidak ada tindak lanjut,” kata dia, Sabtu (23/11/2024).
Budi mengatakan, sudah memprediksi bendungan akan ambrol jika tidak segera dipasang groundsill.
Ia mengatakan belum adanya dana menjadi alasan belum dibangunnya groundsill. Selain itu juga harus dilakukan koordinasi terlebih dahulu dengan BbWS.
Ambrolnya Bendungan ini, dikatakan Budi membuat petani di tiga desa terancam tidak bisa mengolah sawahnya.
Budi mengatakan, setidaknya ada 700an hektare sawah yang membutuhkan aliran irigasi dari Bendung Winong tersebut.
Ia mengatakan saat ini baru dimusim tanam pertama sehingga petani sedang membutuhkan air.
“Ini sedang di musim tanam, petani sedang butuh-butuhnya air. Kalau bisa segera air mengalir. Entah gimana caranya,” kata dia.
Ia mengatakan ambrolnya bendung membuat saluran irigasi tidak mengalir sama sekali.
Dengan kejadian seperti ini, petani tidak bisa kerja. Tidak bisa mengolah tanah.
Budi mengatakan, untuk sementara para petani akan bersama-sama membeli bronjong. Meski begitu, ia mengatakan bronjong tidak akan bertahan lama.
“Kalau bronjong menurut saya tidak bertahan lama. Debit air naik, banjir, ya sudah glempang lagi. Kalau dari bawah kan bisa dimatikan, kalau dari atas kan tidak bisa,” keluhnya.
Ia mengatakan saat bendungan ambrol sempat banjir kecil. Pihaknya mengkhawatirkan apabila curah hujan sudah tinggi akan membuat banjir lebih besar. (MPM)