Bisnis Jasa Pesta Tak Berpengaruh Terhadap Daya Beli Masyarakat

inilahjateng.com (Semarang) – Pameran Pernikahan terbesar se-Jawa Tengah, Ikapesta Wedding Expo yang mengambil tema A Walk To Remember digelar yang kedua kalinya pada tahun 2024.
Mengulang kesuksesan di pameran sebelumnya, Ikapesta Wedding Expo kali ini yang diikuti lebih dari 100 vendor jasa pesta dibuka mulai Jumat (11/10/2024) hingga Minggu (13/10/2024) di New PRPP Convention Center Merbabu Ballroom Semarang.
Ketua Ikapesta 2024, Denny Adhi Candra menargetkan pengunjung setiap hari ini mencapainya 1.000 orang dengan transaksi besar.
Pada hari pertama pembukaan Ikapesta Wedding Expo yang dihadiri Ketua Gabungan Industri Pariwisata, Kukrit Suryo Wicaksono dan Ketua Kadin Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara.
Pameran yang dibuka dengan peragaan busana pengantin yang merupakan tren 2023-2025 ini sukses menyedot ratusan pasang mata menyaksikan pameran pernikahan ini.
“Hari pertama kita sudah buka sejak pukul 14.00 tapi secara seremonial pembukaan kita tandai dengan fashion show di panggung utama malam ini. Sampai malam ini pengunjung yang hadir sudah hampir 1.000. Target kita perhari 1.000 jadi selama 3 hari ada 3.000 pengunjung,” kata Denny usai pembukaan Ikapesta Wedding Expo di PRPP Semarang, Jumat (11/10/2024) malam.
Ikapesta yang merupakan singkatan dari Ikatan Pengusaha Jasa dan Pesta merupakan pameran rutin yang digelar setiap tahun.
Bahkan pasca COVID-19, transaksi dalam pameran ini jauh lebih banyak. Artinya, sektor usaha jasa pesta tetap bisa berkilau pasca pandemi.
“Kalau pernikahan itu kan tidak bisa ditunda. Jadi industri jasa pesta ini tetap hidup. Apalagi pasca Covid-19 pelaku usaha jasa pesta semakin bersinar,” tuturnya.
Selama tiga hari, Ikapesta Wedding Expo akan dibuka mulai pukul 14.00-21.00 untuk hari Jumat ini. Sementara pada Sabtu dan Minggu akan buka ada 10.00-21.00.
“Setiap hari akan ada fashion show, music show hingga pameran perhiasan,” terangnya.
Ketua Kadin Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara mengapresiasi pameran pernikahan yang digelar Ikapesta.
Menurutnya, bisnis jasa pesta ini tidak masuk dalam dampak daya beli masyarakat.
Pasalnya, keinginan orang untuk menikah tidak bisa ditunda.
Bahkan ia menyebut Ikapesta adalah sebuah terobosan luar biasa yang bisa menambah tenaga kerja dan perputaran uang yang masuk.
“Bisnis Wedding tidak masuk konteks impact daya beli karena keinginan orang menikah tidak bisa ditunda sehingga tidak ada impact apapun dalam wedding,” ucap Arnaz. (LDY)