
inilahjateng.com, (SOLO) – Loka POM resmi berganti nama menjadi Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surakarta.
Bergantinya nama tersebut sekaligus sebagai langkah gencarnya menjalankan fungsi pengawasan pada produk yang beredar di pasaran.
“Tugas utama BPOM adalah untuk menjalankan fungsi strategis pengawasan obat dan makanan yang beredar di masyarakat,” ucap Plh. Kepala BPOM Surakarta, Rina Rahayu Diningsih, Rabu (29/11/2023).
Rina memaparkan, BPOM menjalankan fungsinya dari hulu ke hilir. Mulai sari pre market (sebelum produk dapat izin edar) hingga post market dan pendampingan.
“Sebelum produk beredar ada sertifikasi, keluar izin edar. Kita kunjungi tempat produksinya, cek kebersihan, cara produksinya. Juga cek komposisi bahan produk tersebut. Jangan sampai ada tambahan bahan berbahaya seperti borax, formalin atau rodamin B,” papar Rina.
Setelah izin keluar dan produk beredar, BPOM tetap melanjutkan tugasnya. Dengan menjalankan fungsi post market.
“Kita harus terus memastikan bahwa nomor izin edar yang BPOM keluarkan produksinya tetap patuh pada aturan,” bebernya.
Sementara pada fungsi selanjutnya yakni terkait pengawasan usai produk beredar.
“BPOM mengawasi sarana produksinya lagi. Jangan sampai setelah daftar, keluar izinnya terus berubah. Kita awasi hingga tingkat distribusinya. Penyimpanannya benar tidak, bersih tidak,” imbuhnya.
Selain pengawasan, BPOM juga melayani aduan dari masyarakat dan laboratorium pengujian.
“Untuk perizinan periode Januari hingga 20 November 2023, BPOM menerbitkan 147 keputusan layanan publik. Yang berupa pemenuhan persyaratan sarana produksi dan distribusi obat dan makanan,” terang Rina.
BPOM Surakarta terus melakukan KEI yakni komunikasi, edukasi dan informasi pada konsumen. Agar berhati-hati dalam mengonsumsi obat dan makanan, dengan cek KLIK (kemasan, label, ijin edar, kadaluarsa). Juga mensosialisasikan tagline kataBPOM, yakni mempercayai informasi mengenai obat dan makanan dari BPOM. Bukan melalui kata orang atau informasi yang belum jelas kebenarannya.
“Untuk melindungi konsumen kita sosialisasikan kata BPOM. Ingat, bukan kata orang, pastikan kata BPOM,” ujar Rina.
Untuk lebih menjangkau masyarakat, BPOM juga telah membuka layanan di Mal Pelayanan Publik (MPP) Jendral Sudirman Solo, Sukoharjo dan Sragen. Juga kanal-kanal seperti telepon, WA, dan media sosial.
“Masyarakat yang membutuhkan informasi dan layanan perizinan bisa menggunakan layanan langsung. Dengan mendatangi MPP atau kantor BPOM Surakarta,” pungkas Rina.
Rina menyebut, terdapat 34 kantor BPOM di Indonesia. Di Jawa Tengah sendiri terbagi di Semarang dengan wilayah kerja 26 kabupaten/kota, di Surakarta dengan 5 wilayah kerja dan di Banyumas dengan 4 wilayah kerja. (DSV)