Nasional

Catatan Bos Sido Muncul Irwan Hidayat: Belajar dari Singapura

inilahjateng.com (Jakarta) – Singapura adalah contoh nyata bagaimana visi, kerja keras, dan kebijakan yang tepat dapat mengubah sebuah negara kecil tanpa sumber daya alam menjadi salah satu pusat keuangan dan perdagangan dunia.

Dari Rawa-Rawa ke Kota Metropolitan

Merdeka pada 9 Agustus 1965, Singapura memulai perjalanannya dalam kondisi yang sangat sulit.

Dengan luas wilayah yang terbatas dan tanpa sumber daya alam, negeri ini menghadapi berbagai tantangan besar:

• Komposisi Etnis yang Beragam: 73% etnis Tionghoa (terdiri dari 5–6 suku), Melayu 15%, India 10%, dan 2% etnis lainnya.
• Ketergantungan pada Air dari Malaysia: Tidak memiliki sumber air bersih sendiri.
• Kondisi Ekonomi yang Lemah: GDP per kapita hanya sekitar USD 300 saat itu.
• Bahasa Inggris Tidak Umum Digunakan: Hanya sekitar 20% penduduk yang menguasai bahasa Inggris.
• Tingkat Kejahatan Tinggi: Banyak gangster dan kelompok kriminal merajalela.
• Minimnya Industri dan Infrastruktur: Tidak ada pabrik, tanahnya berupa rawa-rawa.

Baca Juga  Kabar Pekerjakan Kembali Mantan Karyawan Sritex, Tim Kurator Angkat Bicara

Namun, dalam waktu hanya 10 tahun, Singapura berhasil menjadi kota metropolitan modern dengan ekonomi yang terus berkembang pesat.

Kini, GDP per kapitanya melampaui USD 80.000, jauh meninggalkan banyak negara lain di kawasan Asia.

Kunci Keberhasilan Singapura

Kesuksesan Singapura bukan terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor utama yang menjadi pilar kebangkitan negeri ini:

1. Kepemimpinan yang Visioner

Lee Kuan Yew, sebagai perdana menteri pertama, memiliki visi jangka panjang untuk menjadikan Singapura sebagai pusat bisnis dan perdagangan global. Ia berani mengambil keputusan sulit demi kemajuan negaranya.

2. Pendidikan dan Penguasaan Bahasa Inggris

Pendidikan menjadi prioritas utama. Pemerintah memastikan bahwa semua anak-anak Singapura mendapatkan akses ke pendidikan berkualitas dan memperkenalkan bahasa Inggris sebagai bahasa utama untuk memperkuat daya saing global.

3. Pembangunan Infrastruktur dan Perumahan

Pemerintah membangun sistem perumahan rakyat yang memungkinkan setiap warga memiliki tempat tinggal layak.

Selain itu, infrastruktur transportasi dan utilitas dasar seperti air bersih dan listrik dibangun dengan standar tinggi.

Baca Juga  Korlantas Polri Luncurkan Program “Mudik Aman, Keluarga Nyaman”

4. Penegakan Hukum yang Ketat

Untuk memberantas gangsterisme dan kejahatan, hukum ditegakkan dengan disiplin tinggi.

Korupsi diberantas habis-habisan, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan bisnis.

5. Menarik Investasi Asing

Dengan regulasi yang jelas, pajak yang kompetitif, serta tenaga kerja yang disiplin dan terdidik, Singapura berhasil menarik investasi dari perusahaan-perusahaan global, menjadikannya pusat finansial dan teknologi di Asia.

Inspirasi bagi Dunia, Termasuk China

Keberhasilan Singapura tidak hanya menginspirasi negara-negara berkembang lainnya, tetapi juga China, yang saat itu sedang merencanakan reformasi ekonominya.

Ketika Deng Xiaoping mengunjungi Singapura pada tahun 1978, ia begitu terkesan dengan kemajuan pesat negeri tersebut.

Maka, ketika meresmikan kota industri Shenzhen pada tahun 1992, ia mengatakan:

“Kita harus belajar dari negara maju, terutama kita harus belajar dari Singapura.”

Kata-kata Deng Xiaoping ini menunjukkan bagaimana Singapura bukan hanya sekadar negara kecil, tetapi juga sebuah model pembangunan yang bisa diadaptasi oleh negara lain, termasuk China yang kini telah menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Baca Juga  Dewan Desak Pemkot Beri Solusi Bagi PKL KIW Semarang

Pelajaran untuk Indonesia

Sebagai negara besar dengan sumber daya alam melimpah, Indonesia juga bisa belajar dari keberhasilan Singapura.

Beberapa hal yang bisa diadopsi antara lain:

1. Peningkatan kualitas pendidikan dan penguasaan bahasa Inggris
2. Penegakan hukum dan pemberantasan korupsi yang serius
3. Pembangunan infrastruktur yang efisien dan berorientasi jangka panjang
4. Menarik investasi dengan regulasi yang lebih transparan dan ramah bisnis
5. Pemberdayaan SDM agar lebih disiplin, produktif, dan berdaya saing global.

Singapura telah membuktikan, ukuran negara bukanlah hambatan untuk menjadi maju.

Dengan strategi yang tepat, disiplin, dan kepemimpinan yang kuat, tidak ada alasan bagi negara lain, termasuk Indonesia, untuk tidak mengikuti jejak keberhasilannya.

Jakarta, 3 Februari 2025

Irwan Hidayat
Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul TBk.

Back to top button