
inilahjateng.com (Semarang) – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang berupaya mencegah kekerasan pada perempuan dan anak melalui Gerakan Pria Peduli Perempuan dan Anak (Garpu Perak).
Kepala DP3A Kota Semarang, Ulfi Imran Basuki menyebut angka kekerasan perempuan dan anak di Kota Semarang tahun 2024 ini menurun dibanding tahun sebelumnya, yakni dari 227 kasus turun menjadi 104 kasus. Namun hal ini tetap menjadi perhatian agar tidak semakin meningkat.
Ulfi mengatakan dalam pencegahan kasus kekerasan perempuan dan anak perlu melibatkan kaum pria. Pasalnya, sebagian besar kasus kekerasan pada perempuan disebabkan oleh kaum pria.
Hal ini yang membuat Pemerintah Kota Semarang membentuk Garpu Perak guna mengkampanyekan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Garpu perak telah dikukuhkan oleh wali kota. Anggotanya mayoritas laki-laki yang mewakili organisasi-organisaai di Semarang,” kata Ulfi, usai sosialisasi peran laki-laki dalam pencegahann kekerasan dalam rumah tangga, di Hotel Plaza, Rabu (29/5/2024).
Ulfi berharap dengan adanya Garpu Perak maka bisa membantu pemerintah dalam menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Memang angka kasus kekerasan turun tapi tetap harus menjadi perhatian,” ucapnya.
Dalam Garpu Perak ini ada lima program prioritas sesuai dengan yang dicanangkan pemerintah pusat. Pertama, mendukung kemandirian perempuan. Ini bagian dari upaya menciptakan kesejahteraan keluarga sehingga diharapkan tidak terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Kedua, keterlibatan pola asuh kedua orang tua sangat diperlukan.
“Bapak dan ibu harus memahami pola asuh, tanggung jawab pengasuhan tidak hanya di ibu,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Ulfi, adalah pelayanan pencegahan kekerasan perempuan dan anak. Selanjutnya, pencegahan pekerja anak dan pernikahan anak. Hal itu memerlukan peran kaum pria.
Sementara itu, Ketua Forum Garpu Perak Kota Semarang, Hari Waluyo mengatakan, pelaku kekerasan sebagian besar adalah laki-laki, sedangkan korban merupakan perempuan dan anak.
Sehingga, perlu adanya partisipasi laki-laki dalam pencegahan kekerasan. Dibentuknya Garpu Perak ini untul mencegah kekerasan perempuan dan anak.
“Acuannya lima arahan presiden. Kami memang memprovokasi, mengajak maayarakat, harus mengubah mindset. Laki-laki di budaya jawa egonya tinggi. Kami coba mengkampanyekan laki-laki tidak seperti itu. Laki-laki membantu istri. Pekerjaan rumah dibantu. Pada dasarnya kalau ibu bahagia anak-anak bahagia, keluarga bahagia,” paparnya.
Hari mengaku terjun langsung ke lapangan untuk mengkampanyekan pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi terhadap LPMK yang kemudian diedukasi kan kepada masyarakat.
“Kami undang semua LPMK supaya menyosialisasikan ke masyarakat,” jelasnya. (LDY)