Jateng

Cegah Stunting Lewat Inovasi Olahan Magot untuk Pakan Ikan 

inilahjateng.com (Jepara) – Bank Sampah Tempur Berseri membuat inovasi olahan magot yang dibudidaya dari sisa-sisa sampah organik. Magot tersebut dijadikan pakan ikan untuk cegah stunting.

Ikan-ikan yang dibudidaya akan diberikan kepada anak-anak di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Jepara secara gratis dalam rangka mencegah stunting.

Ketua Bank Sampah Tempur Berseri, Junaidi menuturkan, berkat inovasi tersebut Bank Sampah Tempur Berseri berhasil meraih juara pertama lomba bank sampah tingkat kabupaten Jepara.

Ia mengatakan, ada sekitar 7 anak di Desa Tempur yang mengalami stunting.

“Sampah-sampah organik dari masyarakat kami kelola untuk budidaya magot sebagai pakan ikan lele dan nila. Ikan itu kami berikan ke desa untuk penanganan stunting,” kata Junaidi, Sabtu (2/3/2024).

Baca Juga  Terkait Kasus Suap Eks Wali Kota Semarang, Mantan Camat Sebut Ada Dana ke APH

Diketahui, stunting masih menjadi perhatian dan isu strategis baik di tingkat daerah maupun nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kabupaten Jepara sendiri berhasil menurunkan pravelansi stunting atau tengkes hingga 7,9 persen pada tahun 2023.

Selain diberikan ke anak stunting, hasil budidaya ikan juga disumbangkan ke pemerintah desa untuk mendukung ketahanan pangan desa.

Dalam seminggu, Bank Sampah Tempur Berseri mampu memproduksi magot sekitar 8-10 kilogram.

Magot-magot dari sampah ini juga diolah menjadi minyak sebagai bahan pembuatan sabun, lilin hingga skincare.

“Inovasi ini yang paling disoroti dan punya nilai tinggi, budidaya magot dari sampah untuk penanganan stunting di desa,” bebernya.

Tak hanya menampung sampah-sampah organik dari 489 rumah di Desa Tempur, bank sampah ini juga mengolah sampah berbagai jenis.

Baca Juga  Wali Kota Ingin Setiap Kelurahan di Salatiga Miliki TPS3R

“Sampah non organik seperti kardus dan plastik kami pilah, sebagian dijual lagi,” terangnya.

Junaidi menambahkan, budidaya ikan dari pakan magot ini terdapat dua jenis ikan, yakni ikan lele dan nila.

Hasilnya, sekitar 4000 ikan di dua kolam yang dikelola Bank Sampah Tempur Berseri ini sebagai bentuk inovasi dan kolaborasi bank sampah, pemerintah desa dan masyarakat.

Ke depan, pihaknya berencana untuk mengembangkan budidaya magot dari sampah ini lebih besar lagi.

Selain membantu masyarakat dalam mengelola dan mengurangi sampah, hasilnya juga dapat membantu penanganan stunting di desa.

“Kami berencana mengolah minyak magot menjadi bio solar, sebagai inovasi terbaru. Selain itu, kami harap masyarakat semakin sadar akan kebersihan lingkungan dan pemilahan sampah dari rumah-rumah,” pungkasnya. (NIF)

Back to top button