Cerita Sabiq, Difabel Salatiga Jadi Guru Ngaji

inilahjateng.com (Salatiga) – Meskipun memiliki keterbatasan fisik berupa kaki yang lemah hingga tidak bisa berjalan, tak menyurutkan semangat Ahmad Sabiqul Umam, warga Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng) untuk terus mengajar mengaji untuk anak-anak di kampungnya.
Pria yang akrab disapa Sabiq ini setiap sorenya dengan semangat mengajar mengaji di Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) Hidayatul Qur’an yang berada di belakang rumahnya. Ia dengan telaten mengajari anak-anak untuk membaca Al Qur’an.
Saat ditemui, Sabiq bercerita soal perjuangannya yang cukup berat untuk menjadi guru mengaji. Mengingat dirinya memiliki keterbatasan kaki yang lemah, sehingga tidak bisa digunakan untuk berjalan. Ia bisa berjalan dengan menggunakan tumpuan tangannya.
“Dulu sempat minder pas awal mengajar, karena takut tidak diterima oleh anak-anak dengan kondisi saya seperti ini. Tapi ternyata mereka bisa menerima, karena saya mengajar dengan cara yang sesuai keinginan mereka. Sehingga merasa enjoy lah,” ungkap Sabiq kepada inilahjateng.com, Selasa (19/3/2024).
Rasa percaya diri untuk mengajar itu, kata Sabiq, merupakan hasil didikan dari orang tuanya. Sejak kecil ia memang diperlakukan secara normal oleh orang tuanya. Seperti mencuci, makan, dan melakukan pekerjaan secara mendiri. Sehingga ia tumbuh dengan memiliki rasa percaya diri dan semangat berjuang.
Sabiq mengaku telah mengajar mengaji sejak tahun 2000-an, berawal dari mengajar di Musala dekat rumahnya. Namun suatu ketika ia terserempet motor akhirnya membuat dirinya membuka TPQ di rumahnya. Saat ini setiap harinya ada 100-an anak yang belajar mengaji di rumahnya.
“Ngaji mulai jam 15.30 sampai 17.00 WIB. Yang diajarkan mulai baca tulis Al Qur’an. Kemudian hafalan Al Qur’an dan fikih,” terang Sabiq.
Selama bulan Ramadan ini waktu mengaji ditambah lebih banyak. Dari semula hanya hari Senin sampai Kamis, menjadi Senin sampai Sabtu. Sabiq berharap dengan mengajar mengaji ke anak-anak itu bisa membuat perubahan lebih baik.
“Ya harapannya anak-anak ini menjadi anak-anak yang Soleh dan Solehah, serta memiliki pondasi pemahaman terhadap agama yang baik,” tandas Sabiq. (RIS)