Nasional

Cerita Seru Jamaah Haji Berburu Kulineran Khas Indonesia di Mekkah

inilahjateng.com (Mekkah) – Rindu akan makanan khas Indonesia menjadi hal yang tidak bisa hindari jemaah haji asal Indonesia. Berburu sarapan khas Indonesia menjadi pemandangan yang biasa terjadi di kawasan sekitar Masjidil Haram. Tidak banyak rumah makan khas Indonesia di wilayah Masjidil Haram. Di Zamzam Tower setidaknya ada dua rumah makan khas Indonesia yang sering menjadi rebutan para jemaah, Damba Resto yang berada di lantai empat dan The View Nusantara yang berada di lantai tiga.

Untuk pilihan yang lebih variatif, terutama untuk sarapan, usai solat subuh jemaah haji Indonesia sering berburu makanan khas Indonesia di pinggir jalan sisi kanan Hotel Shafwat Al Sharooq. Di situ, banyak pedagang asal Indonesia yang menjual aneka macam makanan khas nusantara.

Dua restoran khas Indonesia itu selalu diserbu jemaah haji asal Indonesia, terutama di jam-jam usai ibadah solat magrib atau isya.

Pedagang ‘tidak resmi’ itu menjajakan dagangan mereka yang ditaruh di dalam sebuah koper besar. Mereka adalah orang-orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Arab Saudi.

Pilihan makanannya pun sangat variatif, mulai dari pecel madiun, lontong sayur, nasi goreng, hingga nasi rames. Harganya cukup bersahabat untuk kantong jemaah haji asal Indonesia. Untuk makanan berat dijual dengan harga 15 riyal atau setara Rp65 ribu.

Baca Juga  Pelaku Penembakan Warga Australia di Bali Ditangkap

Selain itu ada makanan ringan seperti tahu dan tempe goreng. Kue-kue basah seperti dadar gulung, klepon, hingga onde-onde dijual dengan harga 10 riyal atau setara Rp43 ribu.

“Saya bosan dengan makanan di hotel. Kangen makanan-makanan Indonesia seperti ini dan ada yang berkuah seperti soto atau bakso” ujar Asroel Sanie, salah satu jemaah haji asal Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

Sayang pedagang-pedagang asal Indonesia itu tidak bisa berdagang dengan tenang. Jika petugas keamanan sudah meminta mereka untuk pergi karena berdagang di tempat yang tidak resmi, para pedagang itu pun harus menutup koper dan pergi dari pelataran Hotel Shafwat Al Sharooq. Namun, setidaknya dagangan mereka cukup mengobati kerinduan para jemaah haji Indonesia akan masakan khas Tanah Air.

Suasana depan hotel dimana para pedagang berjualan makanan khas Indonesia. Foto: Dok/AsroelSanie

Soal minuman yang tersedia kawasan Masjidil Haram tersedia dalam galon yang ditaruh secara rapih di setiap sudut masjid. Di berbagai tempat di pinggir jalan juga banyak tersedia air Zamzam lengkap dengan gelas plastik yang tinggal membuang setelah habis pakai.

Baca Juga  Baru Keluar Lapas, Eks Sekretaris MA Nurhadi Ditahan KPK Lagi

Minuman yang paling populair di Saudi adalah soft drink dengan rasa buah. Setiap makan nasi bukhari, tamis, atau kueh dan roti, maka minumannya soft drink ini. Aneka macam jus tersedia sangat beragam di lingkungan Madinah dan Mekah. Jus di Saudi disebut `ashir, disajikan di lemari es pendingin dalam kemasan yang permanen maupun dadakan. Aneka macam jus buah dari mangga, strowberi, leci, jeruk, dan lain sebagainya bisa dinikmati.

Menu Makanan Khas Indonesia Tersaji Bagi Jemaah Haji di Mekkah dari katering pihak Arab Saudi. Foto: Dok/AsroelSanie

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) bidang catering terus mengawasi pelaksanaan pemberian katering ini, baik saat persiapan masak, pelaksanaan maupun proses penyajian. Semua perusahaan catering diharuskan menyajikan menu khas Indonesia, meskipun masih bernuansa Arab seperti penyajian timun Jepang berwarna hijau pekat dan kaku.

Pagi hari saat tidak mendapatkan jatah makan, jemaah bisa mencari sarapan masing-masing. Mereka bisa menikmati makanan apa pun yang disukai. Tapi yang rindu makanan kampong halaman bisa menikmati makanan khas Indonesia. Beberapa rumah makan Indonesia dibuka di berbagai tempat di sekitar jemaah haji. Di pintu King Fahd misalnya terpampang besar spanduk bertuliskan RM Bakso Solo. Meskipun bertuliskan “bakso” namun tersedia aneka macam makanan khas Indonesia, dari sekadar sayur mayor, ayam goring, sop buntut, tempe dan tahu goring, gulai sapi an sebagainya. Tentu saja rumah makan ini juga menyediakan bakso sebagaimana tertpampang besar di pintu masuk.

Baca Juga  Ombudsman: Pungutan di Luar Ketentuan SPMB Harus Dikembalikan ke Peserta Didik

Selain menyajikan aneka macam makanan berat, rumah makan ini juga menyajikan aneka macam kueh khas Indonesia, dari mulai lemper, risols, lumpia, bala-bala, dan sebagainya. Semua disajikan dengan harga satu real. Jangan bayangkan lemper di Arab Saudi seperti di Indonesia dengan bungkus daun pisang. Lemper di Arab dibungkus dengan alumunium foil dalam sajian besar. Makan satu cukup kenyang, makan dua amat kenyang. Para perokok yang kesulitan meninggalkan kebiasaan menghisap tembakau dapat membeli rokok di tempat ini meskipun menghisapnya dengan cara sembunyi-sembunyi. Sebab, merokok di seputar Masjidilharam bisa ditangkap dan dibawa ke markas polisi.***

 

 

 

 

Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.

Back to top button