Ciptakan Plester Jerawat dari Daun Kelor, Siswa Jepara Melaju ke Korsel

inilahjateng.com (Jepara) – Dua siswa MTS Negeri 1 Jepara menciptkan plester jerawat dari daun kelor dan diganjar medali emas. Selain itu, mereka siap melaju ke Korea Selatan.
Dua siswa itu adalah Farah Ayumi Syahira dan Kayla Amira. Proposal riset mereka berhasil memenangi Kompetisi Kreasi dan Seni, Mei 2025. Kompetisi ini diikuti seluruh pelajar di Indonesia.
Mereka mempresentasikan riset tentang Acne Patch alami. Yakni sebuah plester jerawat berbahan dasar tumbuhan yang aman digunakan remaja.
Bahan baku yang digunakan adalah daun kelor. Kedua pelajar itu didampingi guru bernama Nadia Amalia.
Nadia mengatakan, penelitian ini dilaksanakan sejak November 2024 hingga Februari 2025.
Riset itu didasari adanya fenomena para pelajar seumuran Farah dan Kayla mengalami jerawatan. Untuk mengatasinya, mereka menggunakan acne patch.
“Penelitian ini membuat acne patch yang berbahan dasar daun kelor,” kata Nadia, Jumat (9/5/2025)..
Sebelumnya, lanjut Nadia, peneliti mencoba menggunakan kulit buah naga sebagai obyek riset.
Namun mereka nilai warnanya terlalu pekat. Sehingga butuh upaya lebih lanjut
Namun setelah membaca artikel dan jurnal di internet, mereka menemukan daun kelor.
Alasannya, jelas Nadia, daun kelor memiliki manfaat dan mengandung bahan aktif yang dapat digunakan untuk mengatasi jerawat.
Selain itu, populasi daun kelor di wilayah sekolah itu masih melimpah dan jarang digunakan.
“Daun kelornya perlu campuran bahan kimia untuk kelenturan acne patch itu,” ujar Nadia.
Nadia menyampaikan, riset tersebut belum final. Tetapi masih perlu proses lebih lanjut.
Sebab produk acne patch berbahan dasar daun kelor itu masih berbentuk sediaan.
Dengan hasil medali emas itu, Nadia sangat bangga kepada anak didiknya.
Apalagi, hadiah tiket ke Korea Selatan itu bertujuan untuk melihat riset dan tekonolgi secara langsung di negara maju.
“Alhamdulillah, kerja keras saya dan anak-anak saya terbayarkan. Semoga bisa meningkatkan anak-anak kembali meneliti lebih jauh lagi. Memunculkan ide-ide baru lagi dan menjadi peneliti muda,” pungkas Nadia. (NIF)