Dalam 5 Bulan, Ekspor Industri Pengolahan Naik 25 Persen, Menperin Sumringah

Selasa, 21 Jun 2022 – 20:11 WIB
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. (Kemenperin).
Sepanjang Januari-Mei 2022, kinerja ekspor industri pengolahan menorehkan catatan positif. Angkanya US$83,73 miliar atau tumbuh 25 persen ketimbang periode sama 2021 sebesar US$66,99 miliar.
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menerangkan, nilai pengapalan sektor industrim berkontribusi tertinggi hingga 72,83 persen dari total nilai ekspor nasional selama lima bulan. Angkanya mencapai US$114,97 miliar.
“Capaian ekspor dari sektor industri manufaktur berkontribusi terhadap neraca perdagangan Indonesia yang terus melanjutkan tren surplusnya pada Mei 2022, dengan nilai mencapai USD2,89 miliar. Tren surplus ini dialami sejak Mei 2020 atau selama 25 bulan berturut-turut,” kata Menperin Agus di Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Politisi Golkar ini menjelaskan, kinerja neraca perdagangan yang terus mencatatkan surplus hingga 25 bulan, layak disyukuri. Menjadi modal kuat untuk menopang upaya pemulihan ekonomi nasional yang masih berlangsung.
“Sebagai salah satu langkah mempertahankan surplus neraca perdagangan, pemerintah terus berupaya mendorong ekspansi pasar ekspor ke berbagai negara,” tuturnya.
Menurut Menperin Agus, sektor-sektor industri di Indonesia semakin agresif dalam memperluas pasar ekspornya seperti ke negara-negara Eropa, di antaranya Belanda, Jerman dan lainnya. Negara-negara tersebut sedang terdampak soal pasokan barang akibat perang Rusia-Ukraina.
“Kami juga aktif memacu produk-produk industri kecil dan menengah (IKM) bisa go international,” ujarnya.
Lebih lanjut, kemampuan sektor industri menembus pasar ekspor menunjukkan bahwa produk karya anak bangsa diakui dan diminati oleh mancanegara karena sesuai standar dan kualitas yang berlaku.
Contohnya, produk otomotif Indonesia berhasil menembus pasar Australia, membuktikan produk Indonesia punya daya saing tinggi.
“Mobil tersebut sudah berstandar Euro 4, yang menjadi klasifikasi atau persyaratan dari Australia. Itu suatu hal yang sangat membanggakan, artinya Indonesia sudah bisa memproduksi mobil-mobil dengan standar emisi yang ditetapkan oleh negara seperti Australia dan Eropa,” paparnya.
Dia menegaskan, pemerintah semakin mendorong kerja sama bilateral maupun multilateral yang dapat memperluas akses pasar produk-produk industri nasional yang kompetitif di kancah global.
“Termasuk forum-forum dalam rangkaian Presidensi G20 Indonesia yang bisa menjadi media yang dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan kerja sama internasional tersebut,” imbuhnya.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Mei 2022, kinerja ekspor industri pengolahan sebesar US$14,14 miliar, atau naik 7,78 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu, sebesar US$13,12 miliar. Sektor industri memberikan kontribusi paling besar hingga 65,73 persen terhadap capaian total nilai ekspor pada Mei 2022 yang mencapai US$21,51 miliar.
Pada Mei 2022, negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia yang terbesar adalah ke Tiongkok dengan nilai US$4,59 miliar atau berkontribusi 22,95 persen, diikuti India sebesar US$2,26 miliar (11,27 persen), dan Amerika Serikat sebesar US$2,05 miliar (10,26 persen).
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia ke pangsa pasar ASEAN menembus US$4,7 miliar (20,34 persen) dan nilai pengapalan ke Eropa mencapai US$1,46 miliar (7,28 persen).
Iwan Purwantono