
inilahjateng.com (UNGARAN) – Dampak kebakaran yang melanda kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGB) sejak Jumat (27/10/2023) sampai Minggu (29/10/2023) kini menyisakan persoalan lain.
Setelah titik api dinyatakan padam, namun warga disekitar lereng Gunung Merbabu sampai sekarang masih kesulitan air bersih karena pipa saluran air turut terbakar.
Seorang warga dari Dusun Nglelo RT 3/ RW 19, Desa Batur, Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Harun (51) mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sejak Gunung Merbabu terbakar terpaksa mengandalkan bantuan dari swasta maupun pemerintah.
“Yang kami rasakan sepanjang pasca Merbabu terbakar ini memang kesulitan air bersih. Sejak kebakaran kemarin kami mengandalkan bantuan (air) dari para relawan, dan swasta,” terangnya kepada Inilahjateng.com, di rumahnya, Rabu (15/11/2023).
Ia menambahkan, adanya kemarau berkepanjangan juga menambah warga di Dusun Nglelo semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Untuk total pipa yang rusak terbakar sekira 400 meter lebih.
Harun mengaku, masalah kesulitan air bersih yang dialami para warga ini disebut sangat merugikan warga. Kedepan kata dia, pipa saluran air yang baru untuk dibuat instalasi berbahan besi bukan PVC.
“Untuk total warga kami ada sekira 58 KK atau sekira 285 jiwa. Untuk mata air disini ada dua sumber dari TUK Pusung masuk wilayah Merbabu bagian timur dan TUK Telawing Putih jaraknya sekira 3,5 KM dari pemukiman,” katanya.
Dia menyatakan, usulan instalasi pipa air berbahan besi mengingat daerahnya merupakan wilayah rawan terjadi bencana. Adapun untuk memenuhi kebutuhan air saat ini warga dijatah maksimal untuk kebutuhan memasak.
Sementara, untuk keperluan kebersihan di kamar mandi belum terpenuhi. Karena kata dia, konsumsi air masing-masing warga dijatah 40 liter per KK.
“Akibat ini kalau dihitung material semua kerugian mencapai Rp 150 juta. Itu belum warga yang selama ini kesulitan air bersih, sekalinya ada kami berebut,” ujarnya. (RIS)