Jateng

Densus 88 Ajak Santri Lawan Radikalisme dan Terorisme

inilahjateng.com (Sragen) – Ratusan santri, ustadz-ustadzah hingga masyarakat ikuti wawasan kebangsaan dan mencegah paham radikal yang digelar Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

Seminar itu bertema “Ponpes Berperan Aktif dalam Membangun Generasi Santri yang Beriman, Berilmu, dan Toleran, Melawan Radikalisme.

Acara ini terselenggara di Gedung Badminton Dukuh Pilang, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.

Kapolres Sragen AKBP Petrus Parningotan Silalahi melalui Kasat Intelkam AKP Ali Suryadi menjelaskan seminar ini menggandeng Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Hidayaturrahman sebagai mitra strategis dalam program deradikalisasi.

“Pesantren diharapkan berperan aktif sebagai benteng ideologi yang mendukung keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata AKP Ali, Kamis (16/1/2025).

Baca Juga  RS NU Yasyfina Wonosobo Dibangun, Gus Yasin Dorong Sinergi Layanan Kesehatan Gratis

Hadir dalam kegiatan Ketua Tim Pencegahan Densus 88 AKBP Goentoro Wisnoe Tj, Kepala Kesbangpol Kabupaten Sragen, Sutrisna, Danramil Masaran, Kapten Inf. Wariyo, Kasat Intelkam Polres Sragen IPTU Ali Suryadi, Ustadz Muhammad Hatta, Tengku Azhar Direktur Ponpes Hidayaturrahman.

AKBP Goentoro Wisnu Tj menyampaikan pentingnya peran ponpes dalam melawan radikalisme dan teroris.

Para santri diharapkan dapat menjadi duta perubahan yang memahami ideologi yang berkembang di masyarakat dan dapat menanggulangi paham Radikalisme dan terorisme dengan bijak.

Dalam seminar, perwakilan Densus 88, Kompol Didik memaparkan sejarah terorisme di Indonesia, peran radikalisme dalam mengancam stabilitas negara, dan langkah-langkah pencegahan.

Ia juga menegaskan pentingnya peran masyarakat, termasuk pesantren, dalam mendeteksi potensi ancaman di lingkungannya.

Baca Juga  Presiden Prabowo Pesan Sapi Kurban di Peternak Sukoharjo

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Muhammad Nursalim, Ketua Komisi Kajian MUI Sragen, mengingatkan pentingnya Pancasila sebagai kalimatun sawa (kesepakatan bersama) yang menjadi dasar persatuan bangsa.

Lain halnya dengan Ustadz Muhammad Fata, dirinya berbagi pengalaman dan mengajak peserta untuk menjadikan cinta tanah air sebagai bagian dari iman.

Acara diakhiri dengan deklarasi bersama Menolak Faham Intoleran, Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme. NKRI Harga Mati.

Acara ini ditutup Direktur Ponpes Hidayaturrahman, Tengku Azhar, menegaskan komitmennya dalam mendidik generasi santri yang tidak hanya religius tetapi juga nasionalis.

Ia menyampaikan apresiasi atas perhatian Densus 88 dan pemerintah daerah terhadap penguatan wawasan kebangsaan di kalangan santri.

Seminar ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman para santri dan masyarakat tentang bahaya radikalisme serta memperkuat peran pesantren dalam menjaga persatuan bangsa. (MPM)

Back to top button