NasionalJateng

Dewan Minta Kejelasan Konsep Penerimaan Siswa Disabilitas

inilahjateng.com (Semarang) – DPRD Kota Semarang menyoroti sistem penerimaan murid baru (SPMB) melalui jalur afirmasi yang diperuntukkan bagi siswa berkebutuhan khusus.

Ketua Komisi D DPRD Kota Semarang, Mualim meminta Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pendidikan (Disdik) agar benar-benar memikirkan konsep penerimaan siswa berkebutuhan khusus di sekolah negeri reguler.

Pasalnya, pola pembelajaran siswa berkebutuhan khusus juga harus memiliki teknik atau metode sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa difabel tersebut.

“Misalnya difabelnya tidak bisa melihat atau tidak bisa bicara, itu kan harus dipikirkan teknik belajarnya. Karena teman-temannya nantikan siswa yang normal,” kata Mualim saat ditemui inilahjateng.com di kantornya, Selasa (11/2/2025).

Ia meminta Disdik melakukan persiapan untuk menerapkan konsep penerimaan bersama orang tua siswa hingga komite sekolah.

Baca Juga  Tampung Aspirasi, Bupati Kendal Buat Program Jumat Bersih

Tujuannya agar nanti saat sudah pelaksanaan proses belajar mengajar tidak ada yang saling menyalahkan.

“Harus dibicarakan dulu antara Disdik, orang tua, komite. Biar nanti tidak saling menyalahkan,” tuturnya.

Tak hanya itu, penerimaan siswa berkebutuhan khusus dalam satu sekolah juga harus dibatasi. Selain itu harus ada kriteria siswa dengan kebutuhan seperti apa yang bisa diterima.

Pasalnya, jika tidak ada kriteria, jangan sampai nantinya menjadi beban bagi guru dan orang tua siswa.

“Konsep harus jelas dan transparan. Jangan sampai memberatkan guru juga saat mengajar,” ujarnya.

Selain itu, sarana prasarana di sekolah yang menerima siswa inklusi juga harus ramah disabilitas.

“Saya kasih masukan agar penerimaan selektif karena sekolah inklusi harus ada perlakukan khusus semua harus dipersiapkan. Sarpras misal yang pakai kursi roda,” paparnya.

Baca Juga  Agustina-Iswar Tiba di Balai Kota Disambut Ribuan Warga Dan Sholawatan

Demikian halnya, dengan guru yang mengajar. Paling tidak guru memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan siswa inklusi saat proses belajar mengajar.

“Harus ada pelatihan khusus untuk guru atau bisa merekrut guru khusus,” imbuhnya.

Meski demikian, pihaknya mendukung langkah Pemkot untuk menerima siswa berkebutuhan khusus di sekolah negeri reguler.

“Kami tetap dukung langkah Pemkot dan langkah ini patut kita acungi jempol. Tapi tetap konsep penerimaan harus dipikirkan secara matang,” pungkasnya. (LDY)

Back to top button