Kanal

Digitalisasi Kesehatan untuk Akses yang Lebih Luas

Setelah pandemi COVID-19 usai, para dokter akan lebih fokus pada layanan kesehatan digital atau telemedicine. Para dokter akan berusaha untuk membuat layanan inovasi untuk pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit secara digital, yang mulai saat ini dianggap lebih aspiratif dan futuristik. Inovasi layanan kesehatan digital dinilai dapat mempercepat pemerataan akses kesehatan di Indonesia. Apa yang menarik?

Kali ini, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Provinsi Banten dengan meluncurkan website dengan nama banten.perki.id, hasil kolaborasi dengan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI).

Dr Roy Christian, SPJP(K), Ketua PERKI Banten, menjelaskan saat ini kalangan dokter spesialis jantung sudah banyak yang memanfaatkan ruang-ruang digital termasuk platform teknologi kesehatan. Maka itu, PERKI Banten memilih berkolaborasi dengan berbagai pihak sebanyak mungkin termasuk dengan PANDI.

Baca Juga  Australia Bakal Menerapkan Batas Usia Minimum Untuk Mengakses Sosial Media

“Kami merilis website baru banten.perki.id bersama PANDI supaya makin dikenal oleh publik sekaligus membagi informasi yang benar dan tepat tentang penyakit jantung,” ujar dr Roy saat keterangan pers The 20th Annual Progress in Cardiovascular Disease (APiCD) 2021, kemarin (6/11).

Menurut dr Roy, kolaborasi dengan banyak pihak termasuk pemanfaatan ruang digital seperti website dilakukan sebagai salah satu upaya edukasi kepada masyarakat tentang penyakit jantung, sekaligus upaya peningkatkan skill perawat dan tenaga kesehatan seperti dokter umum supaya bisa mengenali dengan cepat penyakit jatung. Apalagi sekarang banyak kasus penyakit jantung di kalangan usia muda sekitar 20 tahun, yang jarang terjadi sebelumnya.

Lewat website anyar ini, lanjut dia, pihaknya akan banyak membagikan informasi dan fakta-fakta mengenai penyakit jantung. Selain itu, kami juga akan berkolaborasi dengan komunitas-komunitas kesehatan untuk memberikan informasi dan pelatihan soal standar bantuan hidup dasar di masyarakat. Misalnya bagaimana ketersediaan dan pemanfaatan alat pacu jantung di rumah-rumah.

Baca Juga  Komunitas Belajar SDN Jatisari Semarang Berinovasi, Berhasil Kembangkan Aplikasi Pusaka untuk Guru

“Website kami juga akan menginformasikan mitos dan fakta penyakit jantung sehingga masyarakat tidak salah kaprah,” ucapnya.

Website baru

Rangkaian acara APiCD tahun ini, antara lain simposium, workshop, lomba poster, lomba video edukasi kesehatan jantung, peluncuran website banten.perki.id, dan peluncuran buku serial “Gagal Jantung bagi Tenaga Kesehatan dan buku “70 Mitos dan Fakta Penyakit Jantung”.

Dr Eko Saputra, MBiomed SpJP, menambahkan penyakit jantung saat ini menjadi penyebab tertinggi angka kematian di dunia termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan penyakit jantung menjadi momok masyarakat sehingga saat mendengar penyakit jantung, maka bayangan pertama yang terlintas adalah kematian. Tak heran, hoaks dan mitos pun berkembang pesat di masyarakat, yang membuat orang semakin takut mendengar penyakit jantung.

Baca Juga  DPRD Jateng Raih Penghargaan ‘Green Leadership’ dari Kemen LHK

APiCD 2021 berusaha untuk menyediakan sarana bagi para ahli jantung untuk menangkal atau mengklarifikasi informasi hoaks atau mitos tersebut.

Ada 70 dokter spesialis jantung yang bergabung di PERKI Banten menulis buku berjudul 70 Mitos atau Fakta seputar Penyakit Jantung yang ditujukan bagi masyarakat awam.

Jadi 70 materi yang dikupas secara tuntas, antara lain apakah durian dapat menaikkan tekanan darah, ketumbar dapat menurunkan kolesterol, minum obat jantung menyebabkan kerusakan ginjal, dan sebagainya. Materi buku ini juga bisa dibaca di web banten.perki.id. Harapannya dapat mencerdaskan masyarakat Indonesia untuk menangkal hoaks dan mitos tersebut

Back to top button