JatengRagam

Disbudpar Targetkan Kajian K3 Jembatan Kaca Tinjomoyo Selesai Tahun Ini

inilahjateng.com (Semarang) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menargetkan kajian penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk Jembatan Kaca Tinjomoyo akan selesai pada tahun ini.

Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso mengatakan untuk Jembatan Kaca Tinjomoyo sebelum dibuka operasionalnya memang harus sudah memenuhi aspek K3 terlebih dahulu.

“Kami kedepankan unsur K3 dan itu harus terpenuhi dulu,” kata Wing, Jumat (12/1/2024).

Terlebih, dengan adanya insiden jembatan kaca pecah di The Geobg yang berada di Kompleks Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah beberapa waktu lalu hingga menewaskan seorang pengunjung, membuat pihaknya benar-benar mengkaji unsur K3 sebelum Jembatan Kaca Tinjomoyo dibuka untuk umum.

Baca Juga  Delapan Desa Bonang Ikuti Bimtek Koperasi Merah Putih

Wing mengatakan secara konstruksidan struktur jembatan kaca yang berada di Hutan Wisata Tinjomoyo tersebut aman.

Namun memang masih banyak faktor yang dipertimbangkan untuk dibuka secara umum.

“Salah satunya ya kajian K3. Insya Allah segera bisa diselesaikan di 2024 ini. Setelah itu, baru dioperasionalkan,” jelasnya.

Wing menyebut untuk potensi pariwisata memang harus dioptimalkan, tetapi tetap harus dipersiapkan dan diperhitungkan secara matang agar ke depan justru tidak kontraproduktif dengan upaya mendongkrak kunjungan wisatawan.

Menurutnya, aspek keamanan dan keselamatan pengunjung memang dikedepankan untuk Jembatan Kaca Tinjomoyo.

Hal ini sesuai arahan Wali Kota Semarang jauh sebelum adanya kejadian jembatan kaca pecah di Banyumas.

Operasional Jembatan Kaca Tinjomoyo, lanjutnya, baru bisa dilakukan setelah penyelesaian kegiatan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2023 maupun APBD Kota Semarang 2024.

Baca Juga  Presiden Prabowo Pesan Sapi Kurban di Peternak Sukoharjo

Selain kajian K3, ada beberapa penambahan, seperti ruas sebelah timur, sarana prasarana pendukung untuk kelengkapan operasional jembatan kaca, seperti jaring pengaman, peninggian ‘safety railing’ dan pemberian penyekat.

Nantinya, Wing menambahkan bahwa operasionalisasi jembatan kaca tersebut diiringi penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki sertifikasi K3, khususnya dalam pengelolaan kondisi di ketinggian.

“Jadi, enggak asal K3 biasa saja. Harus memiliki keahlian dan kemampuan dalam mengelola di ketinggian. Biasanya temen-temen dari ‘climbing’, panjat tebing yang memiliki sertifikasi seperti itu. Ini sedang proses tahapan,” pungkasnya. (LDY)

Back to top button