Disdik Kota Semarang Tegaskan Tidak Ada PPDB Tahap Kedua

inilahjateng.com (Semarang) – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang mencatat masih ada sejumlah Sekolah Dasar (SD) yang masih kekurangan siswa dari daya tampung yang dimiliki masing-masing sekolah.
Data ini sesuai dengan yang ada di https://ppd.semarangkota.go.id/sehingga Disdik akan melakukan evaluasi terhadap sekolah-sekolah yang jumlah pesert didiknya masih ada dibawah kuota.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto menyebutkan jumlah sekolah yang masih kurang dari daya tampung diantaranya SDN Petompon 03 dengan lima orang siswa yang diterima dari total kuota 28 siswa.
Selain itu ada SDN Petompon 01 hanya 28 siswa dari kuota yang disediakan 58 siswa.
Tak hanya dua SD tersebut, di SDN Gunungpati 01, dari daya tampung sebanyak 28 siswa, hanya terisi lima siswa. Sementara, di SDN Candi 03 hanya ada 15 siswa dari daya tampung 28 siswa.
Sementara di SDN Barusari 01 hanya ada 23 siswa dari daya tampunh 56 siswa.
Begitu pula SDN Barusari 02 juga tidak memenuhi kuota, yakni hanya terisi 20 siswa dari daya tampung 28 siswa.
Selain itu, masih ada sejumlah SD lainnya yang tidak memenuhi daya tampung.
“Kami akan evaluasi. Kalau pendaftar sangat sedikit, time series selalu seperti itu kami evaluasi. Ini sudah kami sampaikan ke wali kota,” kata Bambang, Rabu (3/7/2024).
Ia mengatakan beberapa SD yang pendaftarnya dibawah kuota daya tampung ada di Kecamatan Semarang Timur, Semarang Tengah dan Semarang Selatan.
Bambang mengatakan untuk wilayah yang pendaftarnya sedikit maka bisa dilakukan merger.
Sementara untuk wilayah yang pendaftarnya banyak maka perlu kebijakan misalnya rencana ke depan dilakukan penambahan rombel baru.
Sekretaris Disdik Kota Semarang Erwan Rachmat mengatakan meski masih ada beberapa SD yang tidak memenuhi kuota namun Disdik tidak akan membuka PPDB tahap kedua.
Selain itu, Disdik juga tidak akan membuka PPDB offline untuk menambah siswa bagi sekolah yang masih kurang daya tampung.
“Saya yakin ada yang berkeingin jaraknya memungkinkan itu bisa. Tapi, tidak ada PPDB offline bukan, ppdb hanya satu kali. Kalau ada yang masih kosong, kami analisis evaluasinya bagaimana, siapa yang menggantikan. Kita tidak bisa memaksa dari jauh untuk mengisi. Ini SD. Lain dengan SMP,” kata Erwan.
Erwan memberikan contoh banyak pendaftar dari Gunungpati sedangkan sekolah yang tidak memenuhi kuota ada di Semarang Selatan.
Tentu sja, jaraknya cukup jauh. Sehingga, perlu jadi pertimbangan jika siswa di Gunungpati harus bersekolah di Semarang Selatan.
“Kita lihat saja bagaimana respon masyarakat. Mungkin kita akan melakukan merger-merger sekolah yang sepi peminat karena angka ibu hamil semakin menyempit,” ungkapnya.
Namun, pihaknya tidak mempermasalahkan jika satu sekolah hanya kurang dua atau tiga siswa saja.
Menurutnya, itu tidak akan mengganggu proses pembelajaran. Justru, kualitas pembelajaran akan lebih baik.
“SD kan satu rombel maksimal 28 siswa. Kalau kurangnya dua atau tiga tidak masalah, pembelajaran justru semakin meningkat,” jelasnya.
Sedangkan jika di sekolah dengan jumlah pendaftar yang membludak, ada yang tidak melalukan daftar ulang akan djgantikan oleh cadangan untuk mengisi kekosongan. (LDY)