Ekonomi & Bisnis

Dorong Akselerasi Investasi, Gubernur Jateng Ajak Kepala Daerah Samakan Persepsi

inilahjateng.com (Semarang) – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan pentingnya sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam mengakselerasi investasi di wilayahnya.

Menurutnya, 85 persen pembangunan daerah disokong oleh investasi, sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya menopang 15 persen sisanya.

Hal itu disampaikannya saat membuka forum Capacity Building & Business Matching yang digelar bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Tengah di Hotel PO Semarang, Senin (14/4/2025).

“Ini kita brainstorming supaya investasi di wilayah kita berkembang,” ujar Gubernur Luthfi di hadapan kepala daerah se-Jateng atau perwakilannya, pejabat OPD terkait, serta tamu kehormatan Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, Glen Askew.

Kegiatan ini juga menghadirkan tokoh nasional Gita Wirjawan, yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (2009–2012) dan Menteri Perdagangan (2011–2014), sebagai pembicara kunci.

Baca Juga  Sido Muncul Buyback Saham Rp 300 M, Strategi Baru atau Langkah Jitu?

Kerja Sama Antarwilayah

Gubernur Luthfi mengajak seluruh kepala daerah untuk membuka ruang kolaborasi dan menghindari ego sektoral.

Ia menekankan pentingnya kerja sama antarwilayah untuk menciptakan sistem pembangunan yang terintegrasi dan mendukung iklim investasi.

“Misalnya pengembangan wilayah antara Blora dan Rembang. Jangan lagi ada ego sektoral,” tegasnya.

Meski diakui bahwa capaian investasi Jawa Tengah belum setara dengan provinsi lain di Pulau Jawa, Luthfi menyebutkan bahwa serapan tenaga kerja di Jateng justru cukup tinggi.

Tercatat sebanyak 400 ribu tenaga kerja terserap dari realisasi investasi sebesar Rp 88,4 triliun dengan 65.815 proyek sepanjang 2024.

“Kalau perlu (investasi) pabrik biting pun di Jateng dilayani, karena 85 persen pembangunan daerah dari investasi,” ujarnya.

Untuk meningkatkan minat investor, Gubernur menekankan pentingnya reformasi layanan perizinan.

Baca Juga  Bandara Ahmad Yani Buka Rute Baru ke Jambi dan Pangkalpinang, Ini Jadwalnya

Ia meminta OPD terkait untuk tidak alergi terhadap kritik dan terus melakukan perbaikan layanan.

“Jangan sampai masih ada meja satu, meja dua, bahkan bawah meja. No! Karena sekarang perizinan sudah online,” tegas mantan Kapolda Jateng tersebut.

Ia juga meminta agar seluruh proses perizinan dilakukan cepat, transparan, dan tanpa pungli demi menciptakan iklim usaha yang sehat dan kompetitif.

Terkait kesiapan sumber daya manusia, Gubernur menyebutkan bahwa Jateng tidak kekurangan tenaga kerja.

Namun, pelatihan keterampilan harus terus digencarkan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan lembaga pelatihan lainnya.

Ia menegaskan, buruh tidak boleh diposisikan hanya sebagai alat produksi, tetapi harus menjadi mitra strategis dalam pembangunan ekonomi.

“Buruh itu harus duduk bersama pengusaha, dan pemerintah jadi penengahnya,” ujarnya.

Dari sisi infrastruktur, Gubernur Luthfi mengungkapkan bahwa Pelabuhan Tanjung Emas tengah disiapkan untuk direvitalisasi guna menunjang kapasitas logistik.

Baca Juga  Harga Kedelai Melambung, Perajin Tahu Tempe Jateng Menjerit

Sementara Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, akan diupayakan untuk naik status menjadi bandara internasional.

“Surat dari Menteri Perhubungan sudah ditandatangani,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra, menambahkan, forum koordinasi ini merupakan bentuk komitmen strategis antara BI dan Pemprov Jateng dalam merancang arah investasi ke depan.

“Dalam tiga tahun terakhir, fokus kami adalah penguatan sektor industri pertanian dan ekonomi sirkular. Ini sangat cocok dengan karakteristik Jateng sebagai lumbung pangan nasional,” jelas Rahmat.

Dengan kolaborasi lintas sektor ini, diharapkan investasi di Jawa Tengah tidak hanya meningkat secara kuantitas, namun juga berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat dan penguatan ekonomi daerah. (RED)

Back to top button