DPRD Jepara Sentil Kegiatan Pj Bupati Sering Undang Biduan

inilahjateng.com (Jepara) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sentil Penjabat Bupati Jepara yang kerapkali mengundang biduan dalam beberapa acara.
Salah satu DPRD yang menyentil adalah Nur Hidayat, anggota DPRD Jepara dari fraksi NasDem.
Dirinya bahkan melontarkannya dalam rapat paripurna Penyampaian Rancangan Peraturan (Ranperda) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 beberapa waktu lalu.
Dia menyampaikan kekecewaan itu saat momen pandangan umum.
“Sudah sering sekali itu (acara joget-jogetan) itu. Baik di pendapa kabupaten atau balai desa,” ucap Nur Hidayat, Selasa (22/10/2024).
Nur Hidayat menyebutkan, pj bupati maupun pemerintah daerah (pemda) memang cukup sering membuat acara-acara hiburan. Terutama hiburan dangdut.
Biduan-biduan kelas daerah hingga luar nasional dengan harga mahal sudah kerap diundang.
Bahkan, beberapa kali digelar di Pendapa RA Kartini, yang notabene menjadi salah satu tempat paling sakral bagi masyarakat Kota Ukir.
Di tengah-tengah acara hiburan itu, seringkali pj bupati dan beberapa pejabat ikut menyumbang lagu.
Tak hanya itu, mereka juga sering ikut berjoget. Tak jarang, para pejabat, termasuk pj bupati juga nyawer biduan.
Menurutnya, pj bupati dan para pejabat pemda seolah tak punya rasa kepirhatinan atas kondisi masyarakat saat ini.
Dia menilai, masyarakat saat ini masih banyak yang kesusahan.
Meskipun beberapa acara itu terkadang tidak menggunakan biaya dari APBD, bagi Nur Hidayat sikap para pejabat itu tetaplah tidak etis.
“Masih banyak masyarakat kita di bawah yang melaske (kesusahan). Tapi malah para pejabat kita sering euforia, happy-happy. Mbok ya, perasaan masyarakat itu dijaga,” tutur Nur Hidayat.
Nur Hidayat juga kecewa dengan acara-acara hiburan dangdut yang digelar di Pendapa RA Kartini Jepara.
“Sangat tidak etis. Itu rumah ibu RA Kartini,” ujar Nur Hidayat.
Nur Hidayat juga menilai bahwa Edy Supriyanta tidak mengingat posisinya yang saat ini merupakan masa akhir jabatannya sebagai pj bupati Jepara.
Bukannya fokus dengan target-target yang belum tercapai, terutama APDB yang defisit, justru memperbanyak agenda-agenda berbau euforia. (NIF)