Jateng

Enam Kecamatan di Jepara Terserang PMK

inilahjateng.com (Jepara) – Sebanyak enam kecamatan di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah masuk zona Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Sapi di enam kecamatan itu pun sedang dalam proses penyembuhan.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan pada DKPP Kabupaten Jepara, Mudhofir membeberkan total hingga 2 Juli 2025, ada 219 kasus PMK. Sementara untuk kasus aktif, ada 45 ekor yang terserang PMK.

Jumlah akumulasi PMK tersebut terdiri dari 216 ekor sapi suspek, 2 ekor kerbau suspek, dan 1 ekor kambing suspek.

Sementara kasus aktif ada 45 yang menjangkit hewan ternak sapi.

Kasus itu tersebar di enam kecamatan di antaranya, Kecamatan Donorojo 3 kasus, Kecamatan Keling 5 kasus, dan Kecamatan Kembang 14 kasus.

Baca Juga  Bandara A Yani Semarang Serahkan Program TJSL Senilai Lebih Dari 100 Juta

Selanjutnya ada di Kecamatan Bangsri sebanyak 20 kasus, Kecamatan Mlonggo 1 Kasus, dan Kecamatan Pakisaji 2 kasus.

“Tantangan kami anomali musim. Bikin stamina kondisi antibodi-nya acak-acakan itu (musim tidak menentu),” kata Mudhofir, Rabu, (2/7/2025).

Tidak hanya PMK, cuaca ekstrem juga menjadi potensi adanya kasus LSD. Kemunculan kasus tersebut sudah terjadi sejak hari raya Iduladha kemarin.

“Kalau di Jepara PMK muncul tapi sudah tertangani, tapi lumayan munculnya setelah Iduladha. LSD juga beberapa kasus ada. PMK ini kemarin di angka 50an kasus, tapi sudah tertangani kami coba untuk tekan terus secara intensif,” ujarnya.

Ia menyebutkan hewan ternak yang terinfeksi kasus tersebut sudah dalam proses pengobatan.

Baca Juga  Polrestabes Semarang Gelar Bedah Rumah Sambut HUT Bhayangkara ke-79

“Kasusnya tercatat sekitar itu. Tetapi kondisi ternak yang awalnya sakitnya cukup parah, setelah tertanggani mulai membaik. Semua yang terlaporkan itu sudah tertangani,” ungkapnya.

Untuk kasus LSD kata dia, bisa mencapai angka 70 kasus.

“Tersebar di seluruh Kecamatan Kabupaten Jepara,” tuturnya.

Selain itu, ia meminta kepada peternak untuk tetap menjaga kesehatan hewan ternaknya menginggat kondisi cuaca yang tidak menentu.

“Vaksin tetap jalan, terakhir di Bucu. Karena cuaca seperti ini, mulai memberikan makan yang cukup jangan biarkan ternak kondisi lapar, minum disediakan setiap saat jangan diberikan pagi atau siang saja biar ternak setiap saat ternak bisa minum,” tutupnya. (NIF)

Back to top button