
inilahjateng.com (Semarang) – Pemerintah Kota (Pemkot) mempersiapkan program untuk menekan angka putus sekolah di Kota Semarang.
Program tersebut adalah Gerbang Harapan (Gerakan Beraama Orang Tua Asuh untuk Pengembangan Hari Masa Depan).
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut jika program ini fokus pada anak-anak yang membutuhkan bantuan pendidikan dengan kondisi keluarga tertentu. Sehingga disini Pemkot hadir untuk membantu anak-anak tersebut agar tidak putus sekolah.
“Ini kami fokuskan kepada anak-anak, misalkan yang mengalami kekerasan seksual, keluarga tertimpa KDRT sehingga harus single parent, dan sebagainya. Intinya, anak-anak yang membutuhkan,” kata Ita, sapaannya, usai Halal Bi Halal dengan Korsatpen Kecamatan Gunungpati, di Rumah Dinas Wali Kota Semarang, Rabu (24/4/2024).
Program tersebut saat ini sedang dirancang oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang. Nantinya, lanjut Ita, kan ada orang tua asuh yang akan membiayai anak-anak tersebut untuk mendapatkan pendidikan.
Meskipun belajar di sekolah negeri gratis, namun nantinya orang tua asuh ini akan bisa membantu pembiayaan lain seperti peralatan sekolah, seragam, dan biaya lainnya.
Pada program Gerbang Harapan ini, juga akan ada uang saku berbentuk kartu semacam Kartu Indonesia Pintar.
“Jadi uang saku bukan bentuk tunai tapi semacam Kartu Indonesia Pintar tapi ini versi Kota Semarang,” tuturnya.
Nantinya Pemkot akan melakukan inventarisasi agar program ini bisa tepat sasaran.
Hingga saat ini, angka putus sekolah di Kota Semarang masih tergolong tinggi. Melalui program ini diharapkan angka putus sekolah bisa semakin turun.
Angka putus sekolah di Kota Semarang disebabkan beberapa faktor antara lain anak tidak mau bersekolah maupun karena kondisi ekonomi orangtua yang kurang mampu.
“Kami support anak-anak melanjutkan sekolah, syukur-syukur bisa sampai S1. Kita lakukan tidak harus jauh-jauh, misal disini, di sekitar rumdin ada ada anak-anak, kami bantu,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, program ini akan diluncurkan pada 2 Mei atau bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.
Bambang menyebut angka partisipasi program ini sudah sangat tinggi mencapai 97 persen. Nantinya, Gerbang Harapan ini berupaya memenuhi kebutuhan penunjang sekolah seperti seragam, buku-buku, alat tulis, dan lain-lain.
“Karena sekolah di negeri SPP tidak bayar, tinggal kebutuhan penunjang tersebut yang perlu diperhatikan. Maka kami mengajak orang-orang yang mampu seperti pengusaha dan pejabat untuk ikut serta dalam program ini,” ucap Bambang.
Ia menyampaikan jika program ini tidak hanya untuk siswa sekolah negeri saja tapi juga siswa dari sekolah swasta yang masuk kriteria juga bisa dibantu.
Dinas Pendidikan Kota Semarang akan menyusun data siswa-siswi yang kurang mampu kemudian akan ditawarkan kepada masyarakat.
“Tapi untuk plotingnya kami akan tawarkan kepada pejabat-pejabat Pemkot Semarang yang sudah eselon sebagai pelopor,” terangnya.
Pihaknya juga meminta atau mengumpulkan dana dari para donator. Dinas hanya mempertemukan siswa dan orang tua asuhnya kemudian bantuan bisa diserahkan langsung secara personal.
“Nanti kami akan siapkan sistem informasinya,” pungkasnya. (LDY)