Nasional

Entaskan Kemiskinan, Kemensos Targetkan 100 Sekolah Rakyat

inilahjateng.com (Solo) – Kementerian Sosial (Kemensos) menargetkan 100 sekolah rakyat di seluruh Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono saat ditemui di UNS, Selasa (11/3/2025).

Agus mengatakan, saat ini pemerintah tengah menargetkan pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia tuntas pada 2026.

Dimana salah satu upaya dengan mendirikan sekolah rakyat yang dibiayai oleh Kementrian Sosial.

“Kami diperintah Bapak Presiden untuk berjuang agar kemiskinan ekstrem di Indonesia setahun ini, maksimal di tahun 2026, bisa diselesaikan, salah satunya dengan Sekolah Rakyat, tahap pertama tahun ajaran baru ada 40 sekolah yang siap,” katanya.

Menurutnya, konsep Sekolah Rakyat tersebut hanya diperuntukkan siswa miskin dari jenjang SD, SMP dan SMA, dengan sistem boarding.

Baca Juga  Menhub Apresiasi Inovasi One Way Lokal Kakorlantas saat Lebaran 2025

Untuk gedung dan prasarana menggunakan gedung milik Kemensos dengan konsentrasi lokasi berada di Pulau Jawa.

Sesuai Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) terbaru, jumlah penduduk miskin di Indonesia saat ini sekitar 24 juta jiwa atau 8,57% dari total penduduk.

Sementara jumlah penduduk miskin ekstrem mencapai sekitar 3,17 juta jiwa atau 1,13% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 285 juta jiwa.

Dia menjelaskan selama ini pemerintah fokus pada program perlindungan dan jaminan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial (bansos) dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Namun, kedepan Kemensos akan lebih fokus pada pemberdayaan agar masyarakat miskin dapat mandiri dan produktif.

Baca Juga  Pembentukan 80 Ribu Kopdes Merah Putih, Ini Tujuan Presiden Prabowo

“Keluarga penerima manfaat itu bisa kemudian kita berdayakan agar mereka menjadi masyarakat yang mandiri, masyarakat yang produktif, dan tidak terus-menerus tiap tahun menunggu bantuan sosial dari pemerintah,” jelasnya.

Dia mengaku, Kemensos menggandeng pihak lain untuk membuat program pemberdayaan warga miskin.

Termasuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan sembilan perguruan tinggi di Bandung untuk bekerja sama dalam program pengentasan kemiskinan, terutama kemiskinan ekstrem di Indonesia.

“Tentunya untuk pemberdayaan itu Kemensos tidak bisa sendirian. Kami mengajak kementerian lain, bahkan swasta termasuk kampus ya. Beberapa hari lalu kami di Bandung sudah melakukan MOU dengan sembilan kampus untuk bekerja sama dalam program pengentasan kemiskinan, terutama kemiskinan ekstrem,” ungkap Agus.

Baca Juga  Ketua Panja Haji Minta Biro Haji Ilegal Diblacklist

Selain itu, Kemensos juga terus melakukan konsolidasi dan kerja sama dengan berbagai pihak di daerah-daerah lain seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Dia berharap lebih banyak perguruan tinggi, termasuk Universitas Sebelas Maret (UNS), dapat terlibat aktif dalam upaya pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama Rektor UNS Solo, Prof Hartono, menyatakan bersedia membantu mengentaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Dia mengatakan siap bekerja sama dengan Kemensos untuk terlibat langsung.

“Kami siap dan sudah didiskusikan secara informal, bahwa UNS siap kerja sama dalam rangka pengentasan kemiskinan. Termasuk kalau nanti disuruh untuk membantu Sekolah Rakyat di Solo,” tandasnya. (DSV)

Back to top button