inilahjateng.com (Semarang) – Suasana awan hitam pekat di Kawasan Krapyak Semarang, Kamis (18/4/2024). BMKG menyebutkan, awal musim kemarau di Jawa Tengah diperkirakan mundur satu hingga dua dasarian, atau terjadi pada bulan Mei 2024. Penyebabnya adalah terjadi anomali cuaca di Indonesia.***
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau angin kencang masih akan terjadi.Awan tebal terlihat di kawasan Jatingaleh Semarang, selama periode peralihan musim dari hujan ke kemarau kisaran April hingga Mei 2024 adalah potensi cuaca ekstrem hujan sedang lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.Adapun, kawasan yang mendapat “warning” dari BMKG terkait curah hujan tahunan tinggi ini adalah pegunungan bukit barisan, Sumatra; sebagian Riau; sebagian Jambi; sebagian Sumatra Selatan; sebagian Jawa Barat; sebagian Jawa Tengah; sebagian besar Kalimantan; Sulawesi bagian tengah; Kepulauan Maluku; dan sebagian besar Papua.Meskipun secara umum curah hujan diprediksi normal, BMKG memperingatkan sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami curah hujan tahunan tinggi, yakni lebih dari 2.500 mm per tahun.Awan hitam terlihat di GTO Banyumanik Semarang, kejadian anomali cuaca yang terjadi di wilayah Indonesia, di antaranya El Nino yang memasuki netral pada medio Mei hingga Juni 2024. Cuaca ekstrim terjadi di Kota Semarang beberapa hari terakhir, dengan kondisi cuaca panas pada siang hari dan tiba-tiba mendung kemudian hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada sore hari.