inilahjateng.com (Semarang) – Sejumlah siswa-siswi memainkan gamelan saat mengiringi pertunjukan wayang kulit dalam gelar karya pelajar Pancasila berbasis kreasi dan budaya di SMP Negeri 9 Semarang, Rabu (9/10/2024). Kegiatan yang digelar oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang bersama pihak sekolah tersebut bertujuan untuk melestarikan kebudayaan khas Indonesia sekaligus membentuk karakter siswa dalam berinovasi, komunikasi, dan membangun usaha sehingga dapat menciptakan kemandirian setelah lulus sekolah.***
Sejumlah siswa menjual berbagai macam hasil kerajinan dalam gelar karya pelajar Pancasila berbasis kreasi dan budaya di SMP Negeri 9 Semarang.Sejumlah siswi mementaskan tarian Gambyong Marikangen khas Jawa Tengah dalam gelar karya pelajar Pancasila berbasis kreasi dan budaya di SMP Negeri 9 Semarang.Seni budaya tak hanya melulu berkait dengan hiburan. Akan tetapi, seni budaya juga menjadi bagian penting dalam membentuk karakter dan identitas sebuah bangsa. Karena itulah, SMP Negeri 9 Semarang membiasakan siswa-siswinya untuk dekat dan selalu mempelajari seni budaya.Sekolah ini memperkenalkan ‘Spengo’ -dari kata SMP Songo (Bahasa Jawa) sebagai Sekolah Berbasis Budaya. Sejumlah siswa-siswinya menggelar berbagai kegiataan yang terkait dengan seni budaya.Pertunjukan wayang kulit dengan dalang cilik Irfan Dao Zaidan Nabhan, siswa kelas VIII, dengan menampilkan lakon Sumantri.Pertunjukan flashmob, serta pentas tari-tarian, ada pula stand kuliner dan kreasi seni para siswa-siswi SMP Negeri 9 Semarang.Kepala SMP Negeri 9 Semarang, Sawukir menjelaskan, implementasi Sekolah Berbasis Budaya ini adalah melakukan pendampingan melalui pembelajaran dan berbagai kegiatan. Pada Senin terdapat kegiatan karakter nasionalisme, Selasa ada literasi, Rabu ada religi.Pada hari Kamis ada kegiatan berbudaya dan hari berikutnya ada Jumat Sumringah, yang diisi dengan senam bersama serta makan bergizi.Spengo sebagai Sekolah Berbasis Budaya merupakan bentuk keberhasilan dalam membangun dan mengembangkan kreativitas para siswa.SMP Negeri 9 Semarang ini melakukan pengembangan kurikulum merdeka dengan membangun dulu karakter para siswa, sehingga mendapatkan puncak pengetahuan.Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), ekstrakurikuler yang digelar di sekolah, dan lainnya sebenarnya untuk membuka cakrawala dunia, sehingga diharapkan nantinya karakter dan pengetahuan siswa bisa berkembang.
Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.