NasionalJatengFoto

FOTO: Kirab & Nyadran Kali Desa Kandri Semarang

inilahjateng.com (Semarang) – Warga Desa Kandri Gunungpati Semarang melakukan kegiatan Nyadran Kali dengan mengambil air di sendang gede, Minggu (22/12/2024). Dalam acara itu, mereka membawa beberapa sesaji dan makanan untuk dibawa ke sendang dan dimakan bersama-sama sebagai simbol perwujudan rasa syukur.***

Warga Kandri melakukan kirab budaya dengan membawa gunungan berupa sembako, hasil bumi, buah-buahan, dan makanan yang merupakan rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa atas rejeki air yang melimpah.
Sejumlah Warga Desa Kandri Gunungpati Semarang, yang mengenakan pakaian adat berbondong-bondong membawa gunungan berupa hasil bumi dengan diiringi beberapa kesenian seperti tari-tarian tradisional dan seni reog ponorogo.
Untuk kirab budaya yang digelar warga Desa Kandri Gunungpati Semarang dimulai dari Sendang Kali Kidul hingga Sendang Gede atau sekitar 2 kilometer.
Terdapat kepala sapi yang dikirab bersama gong, dan jadah. Kepala sapi ini perwujudan pengetahuan orang tua di Kandri dalam mendidik anaknya agar pinter, gong sebagai simbol menyuarakan Kandri sampai tingkat internasional dan jadah untuk merekatkan warga
Juru Kunci Sendang Gede, KH Ahmad Supriyadi mengungkapkan kirab budaya dan nyadran sendang ini merupakan bagian untuk meneruskan budaya leluhur.
Sendang ini merupakan sumber mata air untuk pertanian karena pada wilayah Desa Kandri Semarang tidak ada aliran sungai dan semua makanan disediakan oleh warga Desa Kandri Semarang untuk mengungkap rasa syukur. 
Kegiatan tahunan ini yang dilakukan setiap Jumadil Akhir dimulai pada hari kamis hingga hari minggu itu dengan menggelar kirab budaya dan nyadran sendang.
Peserta kirab membawa obor dan kendi dalam kirab Nyadran Kali Sendang gede di Desa Kandri Semarang Tradisi ini juga sekaligus sebagai upaya promosi wisata dan pelestarian budaya setempat.
Tradisi yang telah berlangsung secara turun-temurun itu sebagai bentuk rasa syukur warga kepada Tuhan atas limpahan sumber mata air serta hasil bumi.
Satu persatu penari menerima air yang ditempatkan di wadah air dari tanah liat dan bersama-sama menyiramkan air tersebut ke tanaman padi di samping sendang
Para penari yang nantinya membawakan tarian sakral matirto suci dewi kandri itu berawal tradisi adat ini berawal dari mata air yang dulu luasnya sebesar dandang dan diperkirakan bisa menenggelamkan Semarang. Sehingga warga menutupnya dengan gong, kepala kerbau dan jadah.
Warga menggelar makanan di atas daun pisang untuk dimakan bersama-sama seusai acara prosesi adat Nyadran Kali sendang gede di Desa Kandri Semarang.
Desa Kandri Semarang terus berupaya menjaga kegiatan adatnya tetap berjalan bahkan dijadikan daya tarik wisatawisata seperti Sesaji Rewandha, Nyadran Sendang, dan Nyadran Kubur.
Warga Desa Kandri Semarang berebut hasil gunungan yang berupa buah dan sayuran hasil bumi desa. Nyadran Kali Desa Kandri Semarang ini dilakukan sebagai wujud syukur atas berlimpahnya hasil bumi dan pemicu kebersamaan dalam gotong royong.
Tradisi Nyadran Kali menjadi salah satu daya tarik wisata budaya yang dikembangkan oleh pengelola Desa Kandri Semarang untuk menarik wisatawan.
Kesenian reog ponorogo ikut serta dalam kirab dan arak-arakan Nyadran Kali sendang gede, kemudian arak-arakan tersebut berhenti di pintu masuk sendang gede.

 

Baca Juga  Kasus Ronald Tannur, Eks Pejabat MA Zarof Ricar Divonis 16 Tahun Penjara

 

 

 

 

Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.

Back to top button