inilahjateng.com (Semarang) – Sejumlah narapidana Lapas Perempuan Kelas II A Semarang menjadi model dadakan dengan mengenakan kostum unik di Lapas Perempuan Kelas IIA, Kawasan Bulu Semarang, Senin (14/10/2024). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Lapas Perempuan Kelas IIA Kota Semarang berkolaborasi dengan Gerakan Rakyat Anti Madat (GERAM) wilayah Jawa Tengah tersebut bertujuan untuk mengembangkan kreativitas, bakat, dan kepercayaan diri warga binaan melalui bidang seni peragaan busana.***
Warga binaan bersiap mengikuti lomba peragaan busana dari bahan daur ulang sampah di Lapas Perempuan Kelas IIA, Semarang..Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Kota Semarang Kristiana Hambawani mengatakan, dalam pelaksanaan Bulu Model dan Bulu Idol ini berkolaborasi dan bersinergi dengan DPD Gerakan Rakyat Anti Madat (Geram) Jateng. Kegiatan ini untuk menumbuhkan kreativitas warga binaan.Warga binaan menyaksikan lomba peragaan busana dari bahan daur ulang sampah di Lapas Perempuan Kelas IIA, Semarang.Kostum yang ditampilkan berbahan dari koran bekas, plastik, kemasan kopi, karung, kardus, dan lainnya.Para Narapidana Lapas Perempuan Kelas II A Semarang itu berlenggak-lenggok bak model profesional.Salah satu konsep yang diciptakan adalah elegan wild rose and black gold, yang berarti mawar liar yang tumbuh di belukar tapi anggun dan memesona.Pemilihan bahan sampah plastik ini sebagai pesan bahwa sampah bukan akhir, namun awal yang baru membuat sesuatu.Kreativitas gaun ini digarap bersama grup dalam satu blok tahanan. Kostum warna hitam ini dibuat bersama-sama dengan jumlah 16 orang.Selain peragaan busana, mereka juga mengikuti lomba menyanyi. Semua dikemas dalam tema ‘Bulu Model & Bulu Idol’ Lapas Kelas IIA Semarang bersama Geram.Kendati mengenakan pakaian dari bahan bekas, penampilan mereka tetap menarik. Sentuhan riasan membuat penampilan wanita-wanita warga binaan lapas itu semakin cantik.Warga binaan membawakan kreasi busana dari bahan daur ulang sampah saat mengikuti lomba peragaan busana di Lapas Perempuan Kelas IIA, Semarang.Dengan keterbatasan, mereka bisa memanfaatkan sampah, misalnya bekas mi instan, kantong plastik, dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa di Lapas meski terbatas gerakannya, akan tetapi tidak membatasi dalam hal kreativitas.Bulu Model ini diikuti 14 orang, sedangkan Bulu Idol bernyanyi dangdut ada 47 napi yang ikut serta. Salah satu fungsi pidana penjara adalah keterbatasan ruang gerak, tapi kreativitas tidak terbatas.Ketua Geram Jateng Havid mengatakan, biasanya pihaknya memberikan penyuluhan. Akan tetapi, karena ingin menciptakan suasana baru kemudian dibuatlah event ini. ‘Kalau penyuluhan lama-lama bosan, akhirnya membuat kegiatan yang sifatnya seni, yakni model dan nyanyi dangdut.
Warga binaan banyak yang kreatif dan hal ini perlu dikembangkan. Mereka hanya membutuhkan ruang atau jalur untuk mengekspresikan kreatifitas disela-sela menjalani masa pidana.
Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.