inilahjateng.com (Semarang) – Sejumlah siswa melakukan proses pencoblosan surat suara di dalam bilik saat mengikuti kegiatan pemilihan guru favorit dengan menggunakan sistem Pemilihan Umum (Pemilu) di SD Negeri Sarirejo Kartini Semarang, Jumat (22/11/2024). Kegiatan yang diikuti sebanyak 400 siswa SD tersebut diselenggarakan pihak sekolah sebagai upaya sarana edukasi mengenalkan kepada siswa tentang proses berdemokrasi serta mengenalkan pelaksanaan Pemilu.***
Siswa yang sudah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) harus datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Setelah mengisi daftar kehadiran, mereka akan mendapatkan dua lembar kertas surat suara, untuk memilih guru favorit.Siswa diperkenalkan dengan proses pemilihan seperti Pemilu yang sebenarnya. Ada daftar pemilih, ada daftar calon guru favorit dan calon Tendik favorit, yang terpasang di papan pengumumanSetelah nama dipanggil, siswa kemudian menuju ke bilik suara yang telah disediakan untuk mencoblos surat suara. Setelah selesai mencoblos, mereka kemudian memasukkan surat suara ke dalam kotak yang sudah disediakan. Sejumlah petugas membantu mengarahkan para pelajar tersebut. Usai memasukkan surat suara, Mereka diminta mencelupkan jari ke tinta sebagai tanda telah melakukan coblosan. ide seperti ini karena ini momentum yang tepat menjelang Pilkada. Kegiatannya kami buat layaknya Pemilu dengan sistematika yang sama, mulai dari petugas hingga jumlah anggota KPPS-nya.Kepala SD Negeri Sarirejo Kartini Semarang, Alimuddin Aziz menjelaskan, pemilihan diikuti 460 siswa dari kelas 1 hingga 6, serta seluruh guru dan tendik. Selain mengajarkan proses demokrasi kepada pelajar, kegiatan tersebut juga dalam rangka memperingati Hari Guru.Kegiatan tersebut tidak hanya dimaksudkan untuk memperingati Hari Guru, akan tetapi juga sebagai sarana pembelajaran praktik demokrasi yang menyenangkan untuk siswa-siswi SD Negeri Sarirejo Kartini Semarang.Pemilihan guru favorit menjadi tradisi setiap peringatan Hari Guru. Biasanya, pemilihan berlangsung menggunakan form online. Kali ini, sekolah melakukan pendekatan berbeda dengan cara Pemilu. Ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih bermakna karena siswa tidak hanya mendapatkan teori di kelas, tetapi juga merasakan praktik langsung.Siswa-siswi mendapatkan pemahaman utuh tentang proses demokrasi, termasuk nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab dan keterbukaan. Anak-anak mendapatkan pendidikan demokrasi secara utuh dan pengalaman yang tak terlupakan sebagai pelaku Pemilu, meskipun kali ini hanya memilih guru favorit.
Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.