inilahjateng.com (Semarang) – Sejumlah Biksu Thudong keluar dari Kantor Gubernur Jateng, Kawasan Pahalwan Semarang, Rabu (7/5/2025). Mereka mendatangi kantor Gubernur setelah berjalan ke sejumlah titik di Jateng, seperti Masjid Agung Semarang. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur Kabupaten Magelang, rombongan singgah di Kantor Gubernur Jateng.***
Biksu Thudong disambut para pemuka agama Islam di Masjid Agung Semarang. Mereka bercengkrama, ramah tamah, dikenalkan tentang masjid bersejarah di Kota Semarang itu dan mengabadikan momen dengan pengurus masjid.36 biksu Thudong sudah empat bulan berjalan kaki dari Thailand menuju ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Setelah beristirahat dari Kecamatan Tugu Semarang, Biksu Thudong melintasi Kawasan Pandanaran Semarang. Biksu Thudong tidak hanya berjalan langkah demi langkah atau napak tilas Sang Budhha serta meninggalkan kemewahan duniawi. Mereka berjalan bersama untuk persatuan dan kebersamaan bangsa Indonesia. Semoga semua makhluk berbahagia, kami tetap bersaudara adalah semboyan Biksu Thudong.Biksu Thudong menginap di Gedung Tjie Lam Tjay, kawasan Pecinan Semarang, di tempat itu mereka disambut oleh pelajar Sekolah Gratis Kuncup Melati, mulai dari dibukakan alas kaki, mencuci kaki menggunakan air mengalir, dan dilap menggunakan handuk.Setelah istirahat sejenak, pada pukul 18.00, digelar puja bakti, mempersembahkan seribu lilin pelita yang disebar di kanan kiri altar kelenteng. Biksu Thudong dan umat diberi air mineral, mochi, dan lilin pelita.Warga menabur bunga melati dan bunga mawar ke kaki para biksu Thudong sambil memanjatkan doa. Biksu Thudong berdoa supaya semua rintangan hilang, mendapat jalan yang terang, dan mendapat perlindungan.Menjelang Waisak tahun 2025, penyambutan Biksu Thudong diharapkan berjalan lancar, sukses, senang, bahagia dan dijauhkan dari segala bala marabahaya.Biksu Thudong, Suhu Zhao Zheng, sangat kagum dengan penyambutan antarumat beragama dengan kebhinekaan yang tetap terjaga di Indonesia patut diacungi jempol.Para Biksu Thudong kemudian diajak berkeliling di Vihara Watugong Semarang yang merupakan Vihara tertua se-Indonesia sejak 1955. Selama berkeliling, mereka diberi penjelasan oleh pengurus Vihara Watugong. Umat yang ikut pun bisa mengetahui sejarah Vihara Watugong Semarang..Para biksu melakukan puja atau doa bersama. Umat dari berbagai sanggadana memberikan tambahan perbekalan atau perlengkapan biksu untuk perjalanan ke Candi Borobudur.Perlengkapan yang diberikan antara lain minuman, handuk, dan obat-obatan. Setelah itu, biksu memercikkan air parita atau air doa supaya umat mendapatkan berkah sesuai karma baik masing-masing.Biksu Thudong disambut oleh ratusan umat Buddha di Vihara Watugong Semarang. Berbagai acara digelar, termasuk puja dan pemberian bekal dari umat. mereka disambut hangat di ruangan Dhammasala.Indonesia benar-benar menjunjung tinggi toleransi beragama, sehingga Waisak tahun ini bukan hanya milik Budhha saja, pasti selama perjalanan para biksu disaksikan oleh umat manusia. Mereka dikawal oleh umat yang beragam.Sejumlah Biksu Thudong melihat keris yang terpasang di ruang tamu Kantor Gubernur Jateng, Seorang utusan rombongan, Whi Cay mengucapkan terima kasih atas sambutan dari gubernur dan serta masyarakat.
Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.