inilahjateng.com(Semarang)- Prosesi budaya Nyadran Air di Desa Wisata Kandri Semarang, Minggu (7/1/2024). Peserta berbaris dengan membawa gunungan, hasil bumi, buah-buahan dan kepala sapi saat mengikuti tradisi nyadran air. ***
Tradisi yang telah berlangsung secara turun temurun tersebut adalah sebagai bentuk rasa syukur warga terhadap keberadaan sumber mata air, kemudian ratusan warga desa makan bersama-sama, Nasi dengan lauk telur, bandeng, ayam, tahu dan tempe dihidangkan di atas daun pisang yang disusun memanjangTradisi nyadran tersebut digelar sebagai ungkapan wujud rasa syukur warga kepada Tuhan atas kelimpahan sumber mata air dari tujuh sendang di desa wisata itu sekaligus mempromosikan potensi wisata melalui tradisi budaya kearifan lokal.Kegiatan tahunan, Nyadran Kali Desa Wisata Kandri, Kecamatan Gunungpati, Semarang, digelar dua hari, Sabtu-Minggu, 6-7 Januari 2024.Kirab Tirto Suci adalah rangkaian pengambilan air di tujuh mata air di Desa Kandri, antara lain Sendang Gawe, Sendang Jambu, Sendang Setanjung, Sendang Nongko, Sendang Kali Kidul Wadon, Sendang Kali Kidul Lanang, dan Sendang Gede.Sembilan penari wanita Tari Matirto Suci Dewi Kandri membawa gentong kecil berbahan gerabah yang diisi air tersebut. Sembilan penari pria mengiringinya.Makna dari sembilan penari itu merupakan angka tertinggi. Tujuh sumber mata air menurut budaya Jawa merupakan pitulungan.
Masyarakat setiap RT juga membawa makanan untuk dimakan bersama semua pengunjung yang hadir di area Sendang Gede.Arak-arakan berhenti di pintu masuk sendang. Tarian dipentaskan, sebelum melangkah masuk ke area sendang.Tradisi tahunan dimulai pada tahun 2010 dan dilaksanakan rutin hingga sekarangWarga berebut hasil gunungan yang berupa buah dan hasil bumi dari Desa wisata Kandri Semarang. Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.
