KabarFoto

FOTO: Tradisi Nyadran di Goa Kreo Semarang

inilahjateng.com (Semarang) – Ratusan Warga dari kampung Talun Kacang, Gunungpati Semarang, menggelar Nyadran Goa Kreo, Rabu (2/4/2025). Prosesi yang digelar setiap hari ke-3 di bulan Syawal tersebut sebagai wujud syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa dan alam seisinya atas segela keberkahan yang mereka peroleh selama ini.***

Prosesi yang dimulai pagi pukul 07.00 WIB itu diawali kirab dari Masjid Al Mabrur di Talun Kacang yang diikuti warga, tokoh masyarakat, pembawa bendera serta umbul-umbul, dan cucuk lampah.
Warga juga membawa berkat Nyandran Goa Kreo, Sego Kethek, yakni nasi gudangan, tempe, tahu, kerupuk, dan suwiran ayam atau ikan asin, yang dibungkus daun jati.
Tokoh masyarakat Talun Kacang, Danu Kasno menjelaskan, Nyadran Gua Kreo merupakan tradisi yang dilaksanakan turun temurun. Prosesi ini dilaksanakan setiap hari ketiga pada bulan Syawal.
Kirab dilakukan dengan berjalan kaki dari Masjid Al Mabrur hingga Goa Kreo dengan jarak lebih dari satu kilometer.
Rombongan kirab Nyadran Goa Kreo melanjutkan perjalanan melewati sejumlah goa yang dihuni monyet ekor panjang.
Di puncak Goa Kreo atau tepatnya di Watu Tenger peninggalan Sunan Kalijaga, warga berdoa, menggelar pembacaan Kidung Kalijaga diiringi tembang Lir-Ilir.
Mereka juga membawa empat gunungan, yakni gunungan Sego Kethek, buah-buahan, hasil bumi sayur-sayuran, dan kupat lepet.
Di jembatan Goa Kreo di atas waduk Jatibarang, digelar prosesi doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta untuk alam dan penghuninya.
Setelah prosesi doa selesai, warga makan bersama Sego Kethek. Sementara gunungan buah dan hasil bumi diberikan kepada monyet penghuni Goa Kreo Semarang.

 

Baca Juga  FOTO: Festival Tari ke-65 di Museum Ranggawarsita Semarang

 

 

 

 Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.

Back to top button