NasionalJatengFotoRamadan

FOTO: Tradisi Nyumet Dung di Masjid Kauman Semarang

inilahjateng.com (Semarang) –  Warga memotret kembang api saat acara tradisi nyumet dung di Kawasan Aloon-Aloon Semarang, Selasa (12/3/2024). Tradisi ‘’Nyumet Dung’’ sebagai penanda buka puasa kembali dinyalakan oleh Takmir Masjid Kauman Semarang.***

Dua Warak Ngendog dihadirkan pada kirab ‘Nyumet Dung’.
Tradisi ‘Nymet Dung’ sudah ada sejak dulu. Kegiatan itu sempat dilarang pada 1983, pada masa pemerintahan Wali Kota Imam Suparto Tjakrayudha.

Mereka berjalan dari depan Masjid kauman Semarang menuju ke Aloon-Aloon Semarang dengan iringan rebana. 

Prosesi kirab yang diikuti pembawa obor dan petasan, replika pusaka Tombak Kyai Mojo, Kyai Pleret, dan Kyai Puger, dan warak ngendog.
Pihak Masjid Kauman Semarang membangkitkan kembali memori semangat romantisme masa lalu. Akan tetapi, bunyi dung saat ini tidak sama persis seperti aslinya.
Tradisi nyumet dung ini dikemas dalam bentuk arak-arakan terdiri dari barisan pembawa mercon, barisan rebana sebagai pengiring dan dua Warak Ngendog di usung ke tengah lapangan Aloon-Aloon Semarang.
Pasukan pembawa replika tombak pusaka dan kembang api saat prosesi serah terima bahan untuk ‘Nyumet Dung’
Dulu suara berasal dari bom udara yang menggunakan bahan peledak sejenis TNT. Bahan tersebut dilarang dan jika menggunakan harus izin pihak yang berwajib TNI dan Polri. Karena itu, sebagai gantinya, bunyi dung dihasilkan dari kembang api. Kembang api tersebut diperoleh dari pasar umum yang dijual secara legal.
Kegiatan tradisi nyumet dung dalam upaya melestarikan budaya yang sudah lama hilang. Dulu, suara dung menjadi penanda buka puasa.
Sekarang masyarakat Kota Semarang bisa kembali melihat dan mendengarkan suara dung di Aloon-Aloon Semarang.
Baca Juga  Bea Cukai Perketat Jalur Distribusi Rokok Ilegal
Back to top button