inilahjateng.com (Semarang) – Ratusan Warga antusias mengikuti Gebyuran Bustaman 2024 di kampung Bustaman Semarang, Minggu (3/3/2024). Gebyuran Bustaman ini merupakan tradisi perang air dalam rangka menyambut Ramadan.***
Dalam tradisi Gebyuran Bustaman, Warga mengoles wajahnya dengan bedak berwarna yang bermakna dosa atau kesalahan selama setahun ke belakang.Dengan air warna-warni yang sudah disediakan dalam kantong plastik, ember, atau gayung, Warga saling lempar-lemparan air sampai basah dengan penuh kegembiraan.Gebyuran Bustaman merupakan tradisi unik yang digelar warga Kampung Bustaman, Semarang, untuk menyambut bulan puasa.
Tradisi ini dimeriahkan rebana mushola kampung Bustaman dengan berkeliling kampung sambil melantunkan sholawat.Menurut Hari salah satu Warga setempat , tradisi ini adalah cara warga untuk mengenang Mbah Kiai Kertosobo Bustam yang membangun sebuah sumur yang masih dipakai warga sampai sekarang.Gebyuran Bustaman ini digelar setiap jelang memasuki bulan Ramadhan dan tercatat sudah diadakan sebanyak 14 kali.Tradisi ini juga dilakukan secara simbolis memandikan anak-anak dan perang air, termasuk menghilangkan coretan bedak berwarna di wajah.Air yang dilemparkan dalam bentuk balon berwarna ini, memiliki makna bahwa telah memaafkan kesalahan satu sama lain.