NasionalJatengFoto

FOTO: Tradisi Perang Obor Tegalsambi Jepara

inilahjateng.com (Jepara) – Sejumlah warga melakukan tradisi perang obor di Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan Jepara, Senin (20/5/2024) malam. Kepercayaan terhadap api obor yang mampu mendatangkan kesehatan dan menolak bala inilah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan upacara Perang Obor.***

Perang Obor menjadi salah satu agenda wisata di Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Setiap ada agenda itu, masyarakat setempat maupun luar Jepara berdatangan, menyaksikan ritual itu.
Perang obor sebagai bagian dari tolak balak dan kini masyarakat Tegalsambi terus melestarikan tradisi tersebut.
Pada prosesi itu, lebih dari 350 ikatan blarak (pelepah kelapa) dan klaras (daun pisang kering) disiapkan untuk perang obor. Selain itu, ada 40 warga Tegalsambi yang akan menjadi pemain Perang Obor. Mereka terdiri atas anak muda dan orang tua.
Dalam peristiwa ini bunga api pasti memercik ke mana-mana, mengenai pemain atau penonton. Luka tersebut diobati dengan minyak khusus.Minyak untuk mengobati luka tersebut adalah minyak yang dibuat dari kelapa dicampur bunga telon.
Peserta perang obor ini adalah laki-laki penduduk Tegalsambi, berusia minimal 17 tahun sehat jasmani, rohani dan tidak gampang emosi. Obor hanya boleh dipukulkan ke obor lawan bukan tubuh dan harus dari arah depan.
Tradisi perang obor warga Desa Tegalsambi justru dilakukan dengan cara saling menyerang, satu peserta dengan peserta yang lain. Walaupun terdapat unsur kekerasan, peserta dapat menyelesaikan perang obor tersebut dengan selamat.
Warga antusias melihat ritual perang obor. Perang Obor rutin digelar setiap pada Senin Pahing, malam Selasa Pon di Bulan Dzulhijjah dalam kalender Jawa atau Arab.

 

Baca Juga  KPK Fasilitasi 23 Tahanan Muslim Salat Idul Adha

 

Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.

Back to top button