NasionalJatengFoto

FOTO: Tradisi Sadranan Sendang Gede Pudakpayung Semarang

inilahjateng.com (Semarang) – Warga bergotong royong menguras air saat tradisi Sadranan di Sendang Pucung Gede, Kawasan Pudak Payung Semarang, Jumat (1/3/2024). Tradisi turun-temurun menguras serta membersihkan mata air tersebut dilakukan setiap tahun pada Jumat Pahing berdasarkan penanggalan Jawa sebagai simbol pembersihan diri sebelum menyambut bulan suci Ramadhan sekaligus melestarikan budaya leluhur.***

Warga juga melakukan penyembelihan 135 ekor ayam.
Setelah dibakar, ayam dibagi-bagikan kepada warga dan pengunjung yang datang menyaksikan prosesi Sadranan Sendang
Ayam dibakar dan dibumbui untuk dinikmati para warga setelah doa bersama.
Tradisi ini juga menjadi sarana melestarikan budaya gotong royong sekaligus untuk menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat. Tak heran jika hingga saat ini, nyadran menjadi salah satu tradisi yang masih dianggap penting bagi masyarakat Jawa.
Tradisi nyadran merupakan budaya mengucapkan rasa syukur yang dilakukan secara kolektif dengan mengunjungi makam atau kuburan leluhur yang ada di kampung halaman.
Warga Mendapatkan ikan lele saat menguras air di Sendang.
Tradisi yang telah dijalankan oleh para leluhur ini menurut sejarah merupakan akulturasi budaya Jawa dengan Islam.
Sadranan telah menjadi tradisi di Pudak Payung Semarang dari nenek moyang yang setiap tahun dilakukan sebelum puasa tiba. Tujuannya membersihkan diri dan menjaga diri sebelum masuk bulan suci Ramadan

 

Baca Juga  Festival Dolanan Anak 2025, Lestarikan Permainan Tradisional
Back to top button