Gagal Lolos Otomatis Piala Dunia Qatar, Italia Mencari Penangkal Kutukan
Italia harus pulang dengan mengurut dada untuk kedua kalinya dari Stadion Windsor Park, Belfast, Irlandia Utara, pada laga penentu untuk lolos ke Piala Dunia. Setelah kalah dan disingkirkan Irlandia Utara pada perebutan tiket ke Piala Dunia Swedia 1958, ”Gli Azzurri” ditahan tim yang sama, 0-0, pada laga terakhir penyisihan Grup C kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022, Selasa (16/11/2021) dini hari WIB, di Stadion Windsor Park.
Hasil tersebut membuat Italia tergusur dari posisi puncak Grup C dan harus tampil di babak playoff untuk memperebutkan satu dari tiga tiket tersisa menuju Qatar.
Pelatih Italia Roberto Mancini mengakui timnya tampil kurang tenang untuk menyelesaikan setiap peluang yang dimiliki, terutama sejumlah kesempatan yang didapatkan di babak pertama. Pada paruh pertama laga, Italia mencatatkan tiga peluang yang masing-masing dimiliki Nicolo Barella, Lorenzo Insigne, dan Federico Chiesa. Namun, seluruh peluang itu bisa ditangkap oleh Bailey Peacock-Farrel, kiper Irlandia Utara.
Baca Juga:Bertekad Lolos Piala Dunia 2022, Italia Dibayangi Cedera Para Pemain
”Apabila bisa mencetak gol di babak pertama, hal itu mungkin akan membantu kami untuk bermain lebih tenang,” kata Mancini kepada RAI.
Meskipun kecewa dengan hasil yang dibawa pulang dari Belfast, mantan manajer Manchester City itu lebih mengutarakan penyesalannya karena Italia gagal menyegel tiket ke Qatar di tiga laga sebelumnya, yaitu ketika menghadapi Bulgaria serta dua laga kontra Swiss. Pada tiga laga itu, Italia hanya bermain imbang, termasuk kegagalan Jorginho mengeksekusi penalti yang menentukan hasil laga pada dua duel melawan Swiss.
Padahal, setelah menyapu bersih empat pertandingan awal di babak kualifikasi dengan kemenangan, secara matematis, Gli Azzurri hanya perlu meraih dua kemenangan dari empat laga tersisa. Namun, di empat laga terakhirnya, Leonardo Bonucci dan kawan-kawan hanya mengemas hasil imbang.
”Kami memiliki peluang untuk mengunci tiket ke Qatar sebelum pertandingan ini. Imbang melawan Bulgaria adalah kunci bagi nasib kami. Kemudian, kami juga gagal memaksimalkan dua penalti menghadapi Swiss. Meski begitu, saya tetap percaya diri kami bisa lolos dari babak playoff,” ujar Mancini.
Menurut James Horncastle, pengamat sepak bola Italia di BBC, laga playoff tidak akan mudah bagi Italia. Horncastle menuturkan, kenangan atas kegagalan di babak playoff Piala Dunia 2018 saat dikalahkan Swedia akan menambah tekanan kepada skuad Gli Azzurri.
”Swedia adalah lawan yang dianggap mudah diatasi Italia, tetapi mereka gagal memenuhi ekspektasi itu. Italia harus segera kembali ke performa terbaik seperti di Piala Eropa 2020 agar bisa keluar dari ancaman gagal tampil di Piala Dunia dua edisi beruntun,” kata Horncastle.
Pada playoff kualifikasi Piala Dunia 2018, Italia hanya butuh mengalahkan Swedia dalam laga dua leg untuk lolos ke Rusia. Namun, Gli Azzurri justru kalah agregat, 0-1. Itu menjadi momen kedua Italia gagal tampil di Piala Dunia sejak Swedia 1958.
Italia harus segera kembali ke performa terbaik seperti di Piala Eropa 2020 agar bisa keluar dari ancaman gagal tampil di Piala Dunia dua edisi beruntun.
Babak playoff kualifikasi Piala Dunia 2022 akan berlangsung berbeda dibandingkan edisi sebelumnya. Sebanyak 10 tim peringkat kedua fase grup kualifikasi zona UEFA serta dua tim peringkat terbaik Liga Nasional Eropa, yang tidak menduduki posisi dua besar di babak penyisihan kualifikasi, akan memperebutkan tiga tiket tersisa menuju Qatar.
Dengan jumlah kontestan itu, UEFA akan membagi babak playoff menjadi tiga bagan yang masing-masing terdiri dari empat tim. Setiap tim akan menjalani dua laga sistem gugur yang meliputi babak semifinal dan final. Seluruh laga itu hanya berlangsung satu leg. Italia berkesempatan bertemu tiga tim tangguh lain yang juga gagal menyegel tiket langsung ke Qatar, yaitu Swedia, Polandia, dan Portugal.
Tidak hanya gagal menyegel tiket ke Qatar, Italia juga nyaris menelan satu-satunya kekalahan di fase grup kualifikasi Qatar 2022. Penyerang Irlandia Utara, Conor Washington, mendapat kesempatan emas pada menit ke-90 ketika dirinya telah melewati kiper Italia, Gianluigi Donnarumma, dalam duel satu lawan satu di depan kotak penalti Italia. Sayang, sepakan kaki kirinya masih bisa dihalau Bonucci di depan garis gawang Gli Azzurri.
”Kami seharusnya bisa menang. Kegagalan itu amat mengecewakan bagi saya sebagai seorang penyerang,” kata Washington seusai laga itu.
Dalam laga itu, Italia mengurung pertahanan Irlandia Utara. Gli Azzurri menguasai 72 persen penguasaan bola. Tim asuhan Mancini itu mencatatkan 692 operan serta menghasilkan 18 tembakan, sedangkan tim tuan rumah hanya mengoleksi 270 operan dan enam tembakan.
”Kami telah melakukan segalanya untuk mengalahkan Irlandia Utara, tetapi kami kehilangan keberuntungan di momen penting seperti ini. Sekarang kami harus mulai memikirkan playoff dan mati-matian untuk lolos ke Piala Dunia,” ujar Domenico Berardi, penyerang sayap Italia.
Pesta Swiss
Kegagalan Italia meraih kemenangan di Belfast dimanfaatkan secara maksimal oleh Swiss. Xherdan Shaqiri dan kawan-kawan menduduki peringkat pertama Grup C berkat kemenangan mutlak atas Bulgaria, 4-0, di Swissporarena. Pundi-pundi gol Swiss tercipta di babak kedua melalui sumbangan Noah Okafor, Ruben Vargas, Cedric Itten, dan Remo Freuler.
Dengan hasil itu, Swiss menduduki peringkat pertama dengan koleksi 18 poin atau unggul dua poin dari Italia. Untuk menggagalkan langkah Swiss mendapatkan tiket langsung ke Qatar, Italia pun harus menang minimal 3-0 atas Irlandia Utara.
Shaqiri mengatakan, Bulgaria tampil bertahan dengan amat baik di babak pertama. Hal itu membuat timnya kesulitan mencetak gol. Meski begitu, kata pemain Olympique Lyon itu, gol pertama yang dicetak Okafor pada menit ke-48 menghadirkan ketenangan dan kepercayaan diri bagi skuad Swiss untuk menambah gol.
”Kami senang bisa memastikan tempat di Piala Dunia pada pertandingan terakhir. Langkah ini tidak mudah karena kami bergantung dengan hasil laga Italia dan membutuhkan banyak gol. Saya sangat bangga dengan momen ini,” kata Shaqiri.