Jateng

Ganjar Pranowo Ajak Nelayan Cilacap Ganti Perahu Motor ke Mesin Listrik Berbaterai

inilahjateng.com (CILACAP)  – Program transisi energi  guna mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) terus digalakkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Tak hanya di jalur transportasi darat, Ganjar juga menginisiasi program ramah lingkungan di sektor kelautan dan perikanan.

Salah satu yang dilakukan Gubernur yang akan habis masa jabatannya 5 September mendatang itu adalah dengan menjadikan Cilacap sebagai pilot project kapal berbahan bakar listrik berbasis baterai.

Menggandeng PLN dan perusahaan teknologi terkemuka, Ganjar mengajak nelayan Cilacap mengganti kapal motor berbahan BBM ke mesin listrik berbasis baterai.

Peluncuran program itu dilakukan Ganjar di Pantai Teluk Penyu Cilacap pada Jumat (11/8). Dalam kesempatan itu, Ganjar memberikan bantuan mesin kapal berbahan listrik kepada sejumlah nelayan.

Selain itu, bantuan lain juga diberikan antara lain hibah alat perikanan tangkap senilai Rp1,6 miliar, asuransi nelayan senilai Rp1 miliar, dan bantuan lainnya.

“Kita harus berani melakukan tindakan cepat, apa itu transformasi energi ke energi ramah lingkungan. Hari ini produk-produknya sudah jadi, sekarang yang perlu dilakukan adalah eksekusi,” kata Ganjar seperti dilaporkan laman resmi Pemprov Jateng.

Baca Juga  Pemkot Semarang Siapkan Pameran Berkala Khusus Pokdarwis

Seperti kapal listrik bertenaga baterai di Cilacap ini. Menurut Ganjar, sudah saatnya peralihan energi dimulai. Meski begitu, Ganjar menegaskan harus ada insentif agar nelayan mendapatkan kemudahan.

“Kalau tidak ada insentif, ini akan sulit. Maka saya tadi usulkan, pemerintah memberikan insentif kepada mereka. PLN memberikan apa, pemerintah daerah, provinsi dan pusat memberikan apa. Sehingga, para nelayan kita siap dan menerima peralihan ini,” jelasnya.

Selain mengurangi emisi, lanjut Ganjar, penggunaan kapal listrik berbahan bakar baterai ini, juga membuat nelayan semakin sejahtera. Sebab, pengeluaran nelayan semakin sedikit untuk pergi melaut.

Jika biasanya nelayan harus mengeluarkan Rp230.000 untuk membeli 20 liter BBM sekali melaut, dengan mesin berbahan bakar listrik ini, nelayan hanya butuh Rp25.000 saja. Sebab biaya listrik per KWH hanya Rp2.500.

“Bayangkan, biayanya jelas lebih murah. Perbandingannya bisa sepersepuluh. Ya memang untuk investasi awal cukup mahal, di situlah saya katakan tadi, harus ada insentif yang diberikan,” jelasnya.

Seorang nelayan, Budi mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya program peralihan mesin kapal. Apalagi, setelah mendengarkan pemaparan, biaya yang dikeluarkan untuk melaut jauh lebih murah.

Baca Juga  Tim PkM USM Beri Pelatihan Literasi Keuangan ke UMKM Wonodri

“Ya tentu ini kabar baik, soalnya biayanya jauh lebih murah. Jika biasanya kami menghabiskan 10 liter BBM dalam sehari seharga Rp230.000, kalau pakai listrik hanya Rp25.000,” katanya.

Meski begitu, Budi mengatakan, kemungkinan harga mesin listrik lebih mahal dibanding mesin berbahan bakar fosil. Untuk itu, ia sepakat dengan Ganjar, nelayan harus mendapatkan insentif.

Menginap di Rumah Warga

Selama berada di Cilacap, Ganjar sebelumnya diketahui menginap di Desa Karangsari, Kecamatan Adipala, Cilacap, pada Kamis (10/9) malam.

Ganjar kembali menginap di rumah warga dengan mengajak istri, Siti Atikoh, menginap di rumah Marsono (38), warga Desa Karangsari, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan. Marsono merupakan warga yang mendapat program bantuan Tuku Lemah Oleh Omah yang digagas Ganjar.

“Duh rasane jan seneng banget. Ora nyangka (tidak menyangka) kalau Pak Ganjar mau menginap di desa kami. Kayak ketiban wahyu rasane (bak mendapat wahyu). Alhamdulillah bungah tenan,” kata Kusmanto (56), warga setempat.

Kusmanto mengatakan, warga rela menunggu larut malam demi bertemu Ganjar. Saat Ganjar tiba di lokasi itu seusai mengikuti Jateng Bersholawat sekitar pukul 00.10 WIB, warga yang sudah berkumpul sejak magrib, tetap antusias menyambutnya.

Baca Juga  Bayu Ramli di Film Keluarga Religius ‘Titip Bunda di Surga-Mu’

“Gimana ya, soalnya ini baru pertama kali ada pejabat yang mau menginap di desa kami. Apalagi ini seorang gubernur. Sebelumnya nggak pernah ada pejabat yang menginap, jadi kami sangat senang dan mau menunggu sampai kapan pun Pak Ganjar datang,” ungkapnya.

Ganjar mengatakan, ia sengaja mengajak istri untuk menginap di rumah warga, untuk bersilaturahmi dengan masyarakat. Sekaligus, kegiatan itu untuk mengecek program Tuku Lemah Oleh Omah yang digagasnya.

“Ini sambil ngecek, ternyata rumahnya sudah jadi, bentuknya bagus dan nyaman. Jadi kalau mereka penerima DTKS bisa membeli tanah dan kemudian kita bantu membangun rumah, rasanya bisa memberikan ruang akomodasi yang lebih nyaman untuk masyarakat,” katanya.

Ganjar begitu senang dengan sambutan masyarakat yang luar biasa padanya. Meski datang tengah malam, warga tetap setia menyambut dan bahagia.

“Selalu menarik kalau di desa itu, kalau ada tamu mereka mau menunggu lama. Ada ketulusan dan keikhlasan, bercanda bersama. Suasananya guyub rukun dan ngangeni,” ucapnya. ***

Back to top button