NasionalJateng

Gegara Aturan Internal Parpol, Rapat Internal PDIP Sukoharjo Ricuh

inilahjateng.com, (SUKOHARJO) – Rapat internal PDIP Sukoharjo yang digelar di Kantor PAC Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, ricuh, Rabu (6/3/2024) malam.

Ratusan orang yang merupakan pendukung dari salah satu caleg dari Dapil II meliputi Kecamatan Weru, Tawangsari dan Bulu tersebut mengamuk.

Pada rapat internal tersebut dari DPC hadir Sekretaris DPC PDIP Sukoharjo Nurjayanto serta sejumlah pengurus DPC. Hadir juga Bupati Wonogiri Joko Sutopo atau Jekek yang didaulat sebagai supervisor di DPC PDIP Sukoharjo selama Ketua DPC PDIP Sukoharjo berhalangan.

Sebelum terjadi kericuhan, rapat internal berjalan lancar. Namun saat masuk pada sesi penyampaian aspirasi, keributan mulai terjadi.

Ketua Ranting PDIP Desa Karangtengah Didik Rudiyanto yang paling awal menyampaikan, caleg PDIP yang mereka dukung yakni Aristya Tiwi mendapat suara 5.330. Kendati demikian terdapat isu, bahwa caleg tersebut yang secara peringkat perolehan suara caleg dan aturan KPU bisa ditetapkan sebagai anggota DPRD Kabupaten Sukoharjo, namun tidak akan dilantik.

Baca Juga  Kakorlantas Prediksi Puncak Arus Balik Idul Adha Malam Ini

Seperti diketahui, dari hasil rapat pleno KPU tingkat Kabupaten, pada Pileg Kabupaten di Dapil 2 (Bulu, Weru, Tawangsari) menempatkan perolehan suara Celeg PDIP sebagai berikut: Didik Dwi Raharjo (10.029 suara), Sri Mulyani (8.870 suara), Sutomo (8.335 suara), Aristya Tiwi Pramudiyatna (5.330 suara), Jaka Triyatno (3.989 suara), Maey Vana Irawan (67 suara), dan Duanita Indrahayu Novodna (46 suara).

“Jago kami, mbak Tiwi itu memperoleh suara terbanyak keempat. Tapi dari DPC (PDIP) itu inginnya bukan mbak Tiwi yang dilantik, tapi (Caleg) dibawanya, yang namanya Jaka Triyatno,” kata Didik, Kamis (7/3/2024).

Didik menjelaskan, alasan DPC PDIP tidak melantik Tiwi karena menggunakan aturan internal Parpol. Namun dari pengurus PAC Weru ingin menggunakan aturan sesuai PKPU tentang suara terbanyak. Sehingga jika ada Caleg yang suaranya kurang, namun itu yang dilantik menggantikan Caleg yang suaranya tinggi, dia tidak menerima hal itu.

Baca Juga  Warga Demo Jalan Rusak Akibat Dump Truk Galian C

“Alasannya (Tiwi tidak dilantik), katanya pemerataan. Tapi dari awal tidak disebutkan. Dari awal Komandan T itu suara terbanyak, selesai,” jelasnya.

Didik menambahkan, jika DPC atau DPD PDIP tidak melantik Tiwi sebagai anggota DPRD Sukoharjo, maka pihaknya mengancam akan mengundurkan diri dari kepengurusan PAC PDIP Weru.

“Kami akan mendur massal, 13 desa di Weru siap mundur jika mereka tidah mengindahkan aspirasi kami, jumlahnya 400an orang ada termasuk anak ranting,” tandasnya.

Menanggapi hal tersebut Jekek memberikan penjelasan mengenai aturan internal partai yang berbeda dengan aturan KPU. Bahkan Jekek juga meminta sejumlah caleg melakukan testimoni mengenai sistem tempur yang digunakan PDIP di Jawa Tengah, termasuk Sukoharjo.

Baca Juga  AHY-Kakorlantas Bersatu, Perangi Kendaraan ODOL

Namun demikian, massa yang mulai emosi terus menyela pembicaraan Jekek, sehingga beberapa kali sempat terdiam dan dilanjutkan kembali. Hanya saja, massa yang menilai bahwa penjelasan Jekek mbulet dan tidak ada kejelasan apakah Tiwi dilantik atau tidak, makin emosi.

Teriakan-teriakan keras, kasar bersahutan dari luar. Bahkan lemparan kursi juga terjadi di depan.

Situasi semakin menjurus pada hal yang tidak kondusif saat tratak depan di Kantor PAC digoyang-goyang dan lampu di depan mati. Akhirnya rapat bubar dan tidak ada keputusan sama sekali.

Rombongan DPC beserta Jekek meninggalkan lokasi Kantor PAC dan menerobos massa yang sudah tersulut emosi. Namun kericuhan tersebut tidak sampai menjurus pada tindakan anarkistis. Massa pun tetap bertahan dan sebagian meninggalkan kantor PAC dengan kecewa. (DSV)

Back to top button