Arena

Gelar Workshop Pelatih, PPKORI Dukung Prestasi Olahraga Jawa Tengah

inilahjateng.com (Semarang) – Persatuan Pembina Kesehatan Olahraga Indonesia (PPKORI) Jateng menggelar workshop dengan peserta para pelatih cabang olahraga yang lolos PON XXI/2024 guna mengoptimalkan perannya terhadap perkembangan prestasi olahraga Jawa Tengah.

Ketua PPKORI Jateng Prof Dr dr Hardhono Susanto mengatakan organisasi yang dipimpinya belum maksimal. Karena itu, pihaknya menggelar acara tersebut demi ikut mendukung prestasi pada PON 2024.

“Kesehatan olahraga itu banyak sekali  permasalahannya, mulai kesehatan itu sendiri, doping, cedera dan lain-lain. Namun kami akui, kami belum maksimal,”  Hardhono dalam acara yang digelar di Kantor KONI Jateng dengan thema “Peran PPKIRI Jateng dalam Mendukung Prestasi Olahraga di Jawa Tengah”, Selasa (26/12/2023).

Baca Juga  Kahudi Wahyu Tunjuk Ega Raka Jadi Asisten Pelatih PSIS

Sementara, Ketua Umum KONI Jateng Bona Ventura Sulistiana sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. 

Karena itu, dia berterima kasih kepada PPKORI atas dukungannya dalam mengembangkan prestasi olahraga. 

“Kami harap acara seperti ini bukan yang pertama, juga bukan yang terakhir. Artinya, PPKORI bisa berkala menyelenggarakan acara sejenis. Semoga ini bukan yang pertama, juiga bukan yang terakhir. Kami lihat peran PPKORI dalam membantu prestasi sangat dibutuhkan,” kata Bona.

Pada workshop tersebut, tampil empat nara sumber yakni Bona Ventura Sulistiana, Wakil Ketua Umum II KONI Jateng Soedjatmiko, Prof Dian Ratna Sawitri PhD (dekan Fakultas Psikologi Undip) dan dr Robin Novriansyah. Moderator acara  tersebu Yuswo Supadmo.

Baca Juga  106 Pelatih dari 56 Cabor Bakal Ikuti Workshop Pelatda di Semarang

Bona menyebut dukungan psikologis bagi atlet Jateng ke PON 2024 sangat dibutuhkan. Hal itu berdasar pada pengalaman PON 2021 lalu. 

“Seorang juara dunia panjat tebing (Aris Susanti), terpeleset saat start pada semifinal. Hal-hal seperti ini perlu kajian psikologis,” katanya.

Adapun Soedjatmiko menyebut guna meraih prestasi pada PON 2024, pihaknya menerapkan analisis SWOT (strenght, weaknees, opportunity dam threaty).

Dia pun menjelaskan tentang kelebihan dan kemungkinan ancaman prestasi atlet Jatengh pada PON 2024.

Kemuidian dr Robin Novriansyah menjabartkan tentang cedera otot yang sering dialami para atlet dan penanganannya. 

“Penyebab terjadinya cedera otot di antaranya kurang pemanasan, badan tidak dalam kondisi fit, kurang lentur, kelelahan, keletihan, mengangkat beda berat dalam posisi tidak tepat, melompat, berlari, tergelincir dan kehilangan pijakan,” pungkasnya. (BDN)

Back to top button