JatengNews

Go Green Qr Code Dan Remosak Hijaukan Rapot Pendidikan

inilahjateng.com (Semarang) –  Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Ristek dan Teknologi nomor 12 tahun 2024 mengatur tentang penerapan Kurikulum Merdeka di seluruh satuan Pendidikan di Indonesia yang berlaku mulai jenjang PAUD hingga pendidikan menengah. Hal tersebut menuntut semua satuan pendidikan melaksanakan secara mandiri. Pemberlakuan Kurikulum merdeka ini merupakan satu paket Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Kemendikbud Ristek pada tahun 2019. yang menjadi salah satu pertimbangan pemberlakuan kumer ini adalah pemulihan pembelajaran pasca masa covid. Ada beberapa pilihan yang di tawarkan pemerintah, diantaranya menggunakan K 13 secara penuh, kurikulum darurat atau kurukulum 13 yang disederhanakan atau kurikulum merdeka dengan keunggulannya.
Bermula dari kebijakan tersebut maka di satuan pendidikan wilayah kerja pengawas muncul dua masalah besar yang butuh pembimbingan dan pendampingan pengawas binaan. Masalah tersebut adalah :

1.Kurangnya kesadaran kemandirian para guru dalam pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka. 2.Rendahnya nilai rapot pendidikan terutama pada dimensi inovasi pembelajaran, literasi dan numerasi. 3.Merosotnya capaian kualitan pembelajaran di satuan pendidikan sebagai Latar belakang masalah.

Ketiga hal tersebut disebabkan karena sebagian guru hanya menunggu dan sangat enggan meninggalkan zona nyaman, yang telah diberikan oleh kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya. Sementara di Kurikulum Merdeka setiap satuan pendidikan diberi keleluasaan untuk mengembangkan Capaian Pembelajaran( CP) dari masing- masing mata pelajaran , tanpa meninggalkan karakteristik di masing- masing mata pelajaran. Yang terjadi adalah satuan pendidikan dan guru tidak berani melakukannya, bahkan takut salah, sehingga sebagian masih menggunakan K-13 ditengah era Kurikulum Merdeka.

Kurangnya kesadaran guru untuk belajar secara mandiri melalui kegiatan peningkatan profesi melalui workshop atau bintek secara mandiri yang telah difasilitasi oleh dinas Pendidikan Kota Semarang atau program dari Direktorat Jendraal Pendidikan Dasar sangat rendah, sehingga yang terjadi di lapangan para guru sebagian besar masih menggunakan kurikulum 2013 dengan pembelajaran yang berpusat pada guru.Sehingga nilai capaian kompetensi minimal di tiga kompetensi Literasi, numerasi dan kualitas Pembelajaran di rapot pendidikan hasil ANBK tahun 2022 di beberapa satuan pendidikan hasilnya kurang memuaskan.

Berdasarkan pengalaman tersebut diatas, pengawas sekolah yang berperan sebagai pendamping satuan pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktorat Pendidikan Dasar dan menengah, No 4831/B/HK.03.01/2023 tentang Peran Pengawas Sekolah dalam Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar pada Satuan Pendidikan, maka pengawas sekolah mencoba membantu mengurai permasalahan yang dihadapi oleh satuan pendidikan di wilayah binaannya untuk melakukan pendampingan. Pengawas sekolah dengan berkolaborasi dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah( K3S) dan kepala Sekolah, merancang kegiatan peningkatan profesi dan kompetensi guru dalam impementasi Kurikulum Merdeka melalui berbagai macam kegiatan sosialisasi, Workshop, In House Treaning( IHT) yang dilaksanakan di wilayah binaanya, baik yang berada di komunitas belajar sekolah( Kombel) maupun di komunitas antar sekolah.

Selain dari itu Pengawas sekolah juga melakukan pendampingan secara individu dengan melakukan kegiatan Coaching Clinic bagi kepala sekolah yang bermasalah dalam pelaksanaan implementasi Kurikulum merdeka. Bahkan pengawas sekolah juga berperan sebagai fasiltator, mentor dan consulting bagi satuan pendidikan yang mengalami kendala dalam implementasi Kurikulum merdeka.

Saya Sri Hartati, SPd.,MPd sebagai penulis dari Instansi Dinas Pendidikan Kota Semarang. Berpendapat. Beberapa praktik baik yang telah dilaksanakankan oleh pengawas sekolah dasar, untuk membumikan Kurikulum Merdeka sudah dilakukan, mulai dari sosialisasi kepada Kepala Sekolah baik negeri maupun swasta secara daring dan luring. Bagi kepala sekolah kami laksanakan terlebih dahulu, sebelum dengan guru kelas dan guru mata pelajaran. Bintek Impementasi Kurikulum Merdeka kepada guru kelas dan guru mata pelajaran se Kecamatan maupun melalui Kombel antar sekolah atau Kelompok Kerja Guru ( KKG) di masing- masing gugus di wilayah kecamatan Mijen dan Gunungpati di Kota Semarang, melalui kegiatan yang telah terjadwal dan terprogram sebagai berikut:
Kegiatan pendampingan Impementasi Kurikulum Merdeka
Kegiatan pendampingan dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Kegiatan pendampingan untuk meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi
Mengadakan kegiatan Workshop untuk penulisan soal tipe AKM bagi guru kelas 4 dan 5.

Baca Juga  Sebut Tak Punya Pantai, Joko Joss Sentil Iswar

Kegiatan pendampingan satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran melalui:
Kegiatan pendampingan Impementasi Kurikulum Merdeka Kegiatan Implementasi Kurikulum Merdeka, disamping menerima informasi tentang regulasi terbaru di dunia pendidikan, tetapi lebih dari itu para guru akan langsung mempraktikkan menyusun modul ajar/ Rencana Program Pengajaran( RPP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Kriteria Ketercapaian tujuan pembelajaran (KKTP) serta pemetaan materi di masing- masing Face tiap Capaian Pembelajaran( CP). Dengan demikian guru paling tidak mempunyai gambaran pada saat proses pembelajaran berlangsung.Pelaksanaan Workshop atau Bintek bagi guru setiap tahun berganti peserta, karena dikandung maksud agar semua guru mendapat materi Implementasi Kurikulum Merdeka seiring dengan pemberlakuannya di Kota Semarang. Pemberlakuan Implementasi Kutikulum di tahun pertama atau tahun ajaran 2022/ 2023 diberlakukan untuk kelas 1 dan 4. Tahun pelajaran 2023/ 2024 ditambahkan bagi kelas 2 dan 5. Tahun pelajaran 2024/ 2025 diberlakukan bagi siswa kelas 3 dan 6, sehingga semua sekolah dasar di Kota Semarang, di tahun pelajaran 2024/ 2025 sudah memberlakukan Kurikulum Merdeka semua secara mandiri. Begitu juga dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti luhur dan Pendidikan Jasmani dan Olah raga juga mendapat kesempatan untuk meningkatkan kompetensi dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, mereka mendapat materi dan penugasan yang sama sesuai mata pelajaran yang diampunya.

Kegiatan pendampingan dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Kegiatan pendampingan untuk membantu para guru dalam mengembangkan model pembelajaran yang berdeferensiasi dengan mengoptimalkan sumber belajar berbasis lingkungan yang berbasis QR Code , pengawas bekerjasama dengan Tanoto Fondetion dan Dinas Pendidikan Kota Semarang.  Adapun pesertanya adalah para guru di lingkungan wilayah kecamatan Mijen Semarang. Kegiatan ini berlangsung selama dua bulan.yaitu bulan Agustus-September 2024 sejumlah 50 guru dari satpen Mijen Semarang. Kegiatan tersebut dilakukan melalui kegiatan Luring dan tugas mandiri terhadap 50 orang guru dari 31 sekolah binaan. Selama berproses Workhsop peserta dilatih untuk mengembangkan kompetensi dalam inovasi pembelajaran. Membuat praktik baik berupa pembuatan materi pembelajaran yang interaktif dan mudah diakses dengan QR Code. Kegiatan ini adalah kegiatan pengenalan sistem digital dalam proses pembelajaran. Agar pembelajaran lebih berfariasi, tidak monoton dan meningkatkan keaktifan peserta didik.

Kegiatan pendampingan untuk meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi. Pendampingan yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam upaya meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi di masing- masing satuan pendidikan melalui:                                                                                                                                  1.Mengefektifkan kegiatan pembiasaan membaca pagi dalam program Reading Morning.
2.Mengadakan kegiatan Workshop untuk penulisan soal tipe AKM bagi guru kelas 4 dan 5.
3.Tantangan

Baca Juga  Begini Komitmen Yoyok-Joss Soal Pendidikan di Kota Semarang

Tantangan yang ada dilapangan adalah hasil/ nilai rapot pendidikan yang belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Beberapa satuan pendidikan yang mengalami penurunan di beberapa dimensi, mulai dari capaian kompetensi literasi, numerasi, keamanan sekolah hingga karakter. Maka pengawas sekolah melakukan upaya bedah rapot pendidikan bersama tim IRB dari masing- masing satuan pendidikan. Berawal dari proses identivikasi ,rekomendasi dan benahi sampai menentukan maka kegiatan yang bisa mengurai permaslahan yang dihadapi oleh masing- masing satuan pendidikan.Kegiatan tersebut bertajuk bedah rapot pendidikan. Kegiatan ini merupakan kerjasama anatara pengawas sekolah dengan kepala sekolah dan K3S. Dari kegiatan ini masing masing sekolah mampu menyusun Rencana Kerja sekolah dan Rencana Kerja tahunan secara valid. Dikatakan valid sebab rencana kerja sekolah tersebut disusun berdasarkan capaian yang ada dalam rapot pendidikan di masing- masing satuan pendidikan. Maka diakhir Bintek bedah rapot pendidikan dihasilkan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kerja Kepala Sekolah.Selajutnya untuk mengejar ketertinggalan pada dimendi litersi dan Numerasi di rapot Pendidikan maka bersama kepala sekolah merancang satu kegiatan yang berjudul Workhop penulisan soal Asesmen Kompetensi Minimal.Kegiatan ini bertujuan memberi bekal dan pemahaman bagi para guru, khususnya guru kelas 4 dan 5 yang sebentar lagi harus menyiapkan siswanya mengikuti Asesmem Nasional Berbasis Komputer( ANBK).

 

Aksi selanjutnya adalah melakukan pendampingan kepada para guru dalam menyusun soal bertipe AKM.Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan model soal yang biasa dikerjakan oleh siswa ketika melakukan ANBK.Tipe soal AKM yang dikeluhkan sukar oleh sebagian guru akan menjadi menjadi pengetahuan baru bagi para guru sekolah dasar, khususnya guru kelas 4 dan 5.Berawal dengan diskudi dengan pengurus K3S untuk meramcang desain kegiatan, hingga pelaksanaan.Kegiatan ini juga melibatkan para guru yang telah mendapat ilmu dari direktorat Pendidikan Dasar melalui Workshop yang diselenggarakan oleh BBGP jawa Tengah.
Para guru yang terlatih tersebut diundang untuk berdiskusi mempersiapkan materi dalam kegiatan Workshop penyusunan soal tipe AKM meliputi soal litersi , numerasi dan survey karakter.Langkah setelah materi terbagi mereka merancang jadwal kegiatan.Bersama seksi peningkatan Profesi di organisasi K3S kecamatan Mijen.Hal yang sama juga berlangsung di kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Pengawas sekolah bertugas mendampingi dan mengarahkan agar tujuan kegiatan dapat tercapai dengan efektif.Agar ketercapaian tujuan meningkatkan kompetensi guru dalam penguasaan materi dan pembuatan soal berjalan efektif,
Pengawas sekolah menyajikan materi pertama yang berupa kebijakan pemerintah terkait diadakannya ANBK dan materi dasar tentang literasi dan numerasi. Selanjutnya penyajian materi oleh guru dan kepala sekolah yang pernah mendapatkan pelatihan di BBGP serta dari Direktirat Jendral Guru dan tenaga Kependidikan.

Baca Juga  Wamen Ketenagakerjaan Pastikan Tidak Ada PHK di Sritex 

Hasil dan Dampak Praktik baik yang telah kami lakukan sudah menampakkan hasil yang sangat menggembirakan, hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya nilai rapot pendidikan hasil ANBK tahun 2022 ada 70 % sekolah mengalami kenaikan kompetensi meliputi Literasi, Numerasi dan kualitas pembelajaran.Dah hanya sekitar 30% yang mengalami penurunan. Karena keadaan tersebut maka pengawas sekolah bekerja saman dengan K3S dan para guru membuat program percepatan seperti yang telah dibahas diatas. Keberhasilan terhadap capaian peningkatan kompetensi dan layanan pendidikan di satuan pendidikan di wilayah kecamatan Mijen Kota Semarang, mendapatkan penghargaan berupa dana BOS Kinerja prestasi terbaik dan kinerja terbaik.Adapun sekolah yang mendapat penghargaan tersebut sebanyak 17 sekolah dari 31 sekolah dasar negeri dan swasta atau sekitar 54% di Kecamatan Mijen , dan sekitar 23% dari jumlah total penerima BOS kinerja se Kota Semarang.

Beberapa dampak aksi nyata dari praktik baik yang telah dilakukan oleh pengawas telah berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pembelajaran berbasis digital, sehingga menambah wawasan guru dalam mempersiapkan diri dalam proses belajar mengajar.Dengan model pembelajaran tersebut siswa lebih tertarik dan lebih efektif. Dampak lain dari praktik baik ini adalah para siswa mempunyai kebiasaan baik, yaitu dengan melakukan kegiatan membaca pagi 15 menit sebelum jam sekolah dimulai.Kegiatan yang disebut Reading Morning ini mampu membentuk karakter siswa, terutama karakter disiplin, tanggungjawab, bernalar kritis dan kreatif dapak yang lain dari kegiatan ini siswa bertambah baik dalam kompetensi literasi sehingga penguasaan materi pelajaran bertambah baik. Kegiatan penyusunan soal bertipe Asesmen Kompetensi Minimal( AKM) berdampak luar biasa, baik kepada guru, siswa maupun kepada satuan pendidikan. Guru mahir dalam pembuatan soal, pembahasan materi serta penskoran sehingga dalam proses pembelajaran akan mengimplementasikan kompetensi tersebut, yang pada akhirnya pada saat siswa mdelaksanakan ANBK siswa tidak merasa asing dan kesulitan, karena sudah familier dengan ragam soal tersebut.Serta dampak dari aksi nyata kegiatan Workhop IKM pada guru kelas 3 , 6 dan guru mata pelajaran adalah para guru memiliki bekal ketrampilan dan penyusunan perangkat pembelajara dalam kurikulum merdeka.

Keberhasilan dalam praktik baik ini, bukan mutlak hasil kinerja pengawas sekolah saja, namun karena adanya kolaboratisi yang apik oleh stakholder yang terkait.Kemauan dan komitmen yang kuat yang dimiliki oleh guru, kepala sekolah serta penagawas menjadi modal dasar keberhasilan ini.
Kami bersyukur mampu berbagi praktik baik dengan pengawas sekolah se Kota Semarang, melalui kegiatan Kelompok Kerja Kepala Sekolah( KKPS), dan wilayah kecamatan gunungpati telah mengajak berkolaborasi untuk melaksanakan pengimbasan praktik baik ini.

Pembelajaran yang terbaik dalam kegiatan prakti baik yang telah dilaksanakan oleh pengawas di Kota Semarang adalah dengan berkolaborasi dengan semua fihak dan komitmen yang kuat untuk meningkatkan kualitas layanan dan pembelajaran di masing- masing satuan pendidikan , dapat meningkat pula nilai rapot pendidikan.Harapan penulis praktik baik ini dapat dilaksanakan oleh para pengawas sekolah dasar di sekolah dampingannya masing- masing.Jika kegiatan pendampingan dan praktik baik terus dilaksanakan maka kualitas pendidikan di Indonesia akan meningkat. ***

Back to top button