Jateng

Grebeg Sudiro 2025 Dipastikan Lebih Meriah 

inilahjateng.com (Solo) – Perayaan budaya akbar, Grebeg Sudiro 2025 kembali digelar di Kota Solo. Acara dengan tema Harmony in Diversity ini menggambarkan harmonisasi budaya Jawa dan Tionghoa.

Ketua Grebeg Sudiro 2025, Arsya, mengatakan, tema ini mencerminkan pentingnya keberagaman dalam menciptakan kebersamaan.

“Tahun ini, Grebeg Sudiro mencatatkan pencapaian besar sebagai event perdana dalam Karisma Event Nusantara, kalender pariwisata nasional yang diresmikan oleh Kementerian Pariwisata. Menteri Pariwisata Widayanti Putri Wardhana direncanakan hadir, bersama dengan Penjabat Gubernur Jawa Tengah dan Wali Kota Solo terpilih, untuk menyaksikan langsung kekayaan budaya yang tersaji dalam acara ini,” ucap Arsya saat konferensi pers di Kelurahan Sudiroprajan, Solo, Senin (13/1/2025).

Baca Juga  Holiday Super Show Internasional di Mall The Park Semarang

Dia menyebut, ada sejumlah kegiatan dalam perhelatan Grebeg Sudiro 2025, diantaranya Umbul Mantram sebagai doa pembuka, karnaval budaya, bazar UMKM, wisata perahu dan semarak Harmony in Diversity berupa sajian pentas seni budaya.

Kirab budaya menjadi sorotan utama, melibatkan sekitar 50 kelompok kesenian dengan total peserta mencapai 2.500 hingga 3.000 orang.

Atraksi budaya seperti liong, barongsai, reog, seni tari daerah, serta Jodang Utama berisi ribuan kue keranjang dan hasil bumi dari Pasar Gede akan menambah kemeriahan.

Selain itu, rangkaian acara lain seperti Umbul Mantram, Bazar UMKM, Wisata Perahu Hias di Kali Pepe, hingga pagelaran seni bertajuk Semarak Harmony in Diversity akan memanjakan pengunjung selama acara berlangsung.

Baca Juga  Kapolres Demak Pimpin Ziarah Ke Taman Makam Pahlawan

Kemeriahan akan ditutup dengan pesta kembang api, menciptakan simbolis perayaan keberagaman yang penuh warna.

“Kami optimis Grebeg Sudiro tidak sekedar acara budaya tapi juga penggerak ekonomi. Tahun ini, perputaran ekonomi diprediksi meningkat dari tahun sebelumnya, dulu Rp650 juta perhari, tahun ini diharap mencapai Rp800 juta per hari,” imbuhnya.

Dengan partisipasi masyarakat lokal hingga komunitas dari luar Jawa, Grebeg Sudiro terus menjadi ajang interaksi budaya yang inklusif.

Lebih dari sekadar pelestarian tradisi, acara ini mempertegas posisi Surakarta sebagai Kota Budaya yang mendukung program pariwisata nasional. (DSV)

Back to top button