Gubernur Jateng Tawarkan “Bedhol Pabrik” ke 100 Investor Asia

inilahjateng.com (Jakarta) – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi tampil beda dalam forum Indonesia Investment Summit 2025 yang digelar di Swissotel PIK, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Bertemu dengan lebih dari 100 investor dari China, Malaysia, Singapura, Hongkong, dan Indonesia, mantan Kapolda Jateng itu menjelma menjadi “sales dadakan”, menawarkan konsep “bedhol pabrik” untuk menarik investasi ke wilayahnya.
Dengan penuh keyakinan, Ahmad Luthfi memaparkan berbagai keunggulan yang dimiliki Jawa Tengah sebagai destinasi investasi.
Mulai dari jaminan keamanan tanpa premanisme, kepastian hukum, kemudahan perizinan secara digital, ketersediaan tenaga kerja terampil, hingga upah yang kompetitif, semuanya disampaikan langsung di hadapan para pemodal potensial dari kawasan Asia.
“Investor tidak boleh diganggu, tak ada premanisme. Malpraktek, premanisme minta-minta tidak boleh. Semuanya sesuai hukum,” tegas Luthfi di hadapan peserta forum investasi tersebut.
Ia menambahkan, keamanan investasi menjadi perhatian serius sejak dirinya masih aktif di kepolisian.
Jika ada gangguan, para pelaku usaha dipersilakan melapor langsung, bahkan ke rumah dinas gubernur sekalipun.
“Lapor langsung boleh, apalagi rumah gubernur itu adalah rumah rakyat,” tandasnya.
Tak hanya soal keamanan, Luthfi juga menyoroti kemudahan perizinan yang saat ini seluruhnya bisa dilakukan secara online.
Sistem ini, menurutnya, menghilangkan birokrasi yang berbelit dan praktik-praktik di “balik meja”.
Selain itu, investor juga diberi kemudahan untuk memantau progres izin mereka secara real time.
Jika ada hambatan, kepala dinas terkait siap turun tangan langsung.
Soal upah, Gubernur menekankan bahwa penentuan besaran dilakukan secara tripartit – antara buruh, perusahaan, dan pemerintah – sesuai dengan prinsip hubungan industrial yang sehat dan adil.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Tengah pun turut menjadi nilai tambah.
Fokus pembangunan infrastruktur pada 2025 dan target swasembada pangan pada 2026 diharapkan makin memperkuat daya tarik wilayah ini sebagai kawasan investasi unggulan.
Ketua Asian Trade Tourism and Economic Council (ATTEC), Budiharjo Iduansjah, yang hadir dalam acara tersebut, turut mengapresiasi kesiapan Jawa Tengah dalam menerima investasi.
“Jateng punya lahan sangat luas. Sangat tepat untuk industri apa saja,” ungkap Budiharjo.
Forum yang diprakarsai oleh ATTEC itu menjadi jembatan penting antara para investor dan berbagai daerah di Indonesia, dalam upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi strategis.
Dengan pendekatan langsung, jaminan kepastian hukum, dan kesiapan infrastruktur, Jawa Tengah semakin mengukuhkan diri sebagai magnet baru bagi investor dalam dan luar negeri. (RED)